Kamis, 20 Oktober 2011


Tengah malam hampir terlewati, sinar terang rembulan menyinari seisi alam. Suara-suara binatang malam riuh rendah menyambut sang dewi. Angin dingin berhembus membawa butiran-butiran embun yang mulai turun. Pucuk-pucuk pohon besar tampak melambai-lambai malas diterpa angin. Pandu, sudah bersiap-siap didepan rumahnya. Pekerjaan sebagai tukang sayur membuatnya merubah jam biologisnya. Siang tidur, malam kelayapan mencari barang dagangan. Bersama teman-teman seprofesinya Pandu menyewa mobil pickup bak terbuka yang mengantarkan mereka ke pasar induk. Menunggui belanja dan mengantarkan mereka kembali kelapak-lapak pasar tradisional.
Diteras depan rumah Pandu menunggu jemputan ditemani sang isteri. Secangkir kopi dan pisang goreng tampak hampir habis. Lilis, wanita yang dinikahinya dua tahun lalu belum juga memberinya anak. Namun itu tidak mengurangi rasa cintanya kepada wanita yang bahenol ini. Lilis adalah kembang desa, berpuluh-puluh orang mencoba melamarnya. Dari mulai bang digul juragan ayam, Pendi pegawai kelurahan sampai pak untung juragan angkot yang sudah beristeri tiga, ditolaknya. Cinta nya jatuh pada Pandu, pedagang sayur yang memang ganteng dan baik hati ini.
“bang, kok tumben jam segini jemputan abang belum datang ya?
“ iya nih, biasanya udah sampe, jangan-jangan supirnya ketiduran kali”sahut Pandu sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.
“apa ngak usah dagang aja bang hari ini? “Ehmm kayaknya dingin banget bang malam ini….
Pandu menoleh ke arah Lilis. Sang isteri pun melengos sambil tersenyum malu-malu.
“he he emangnya lagi pengen? Canda nya
Lilis Cuma senyum-senyum manja, wajahnya tampak menunduk malu. Pandu mendekatkan wajahnya, bibirnya hampir menyentuh bibir Lilis….
Tidiiiiiiiiiiiittttttttt, suara klakson mobil dan teriakan kawan-kawannya dari atas mobil bak membuatnya terperanjat
.” Woiiiii terusin besok aja, sekarang dagang dulu”, suara Parto di sertai tawa ngakak teman-temannya.
“Mas pergi dulu ya Lis, tangannya menggapai sang isteri dan mencium keningnya.
“Hati- hati dijalan ya mas”. Serunya sambil tersenyum manis.
Pandu pun segera naik keatas mobil, suara riuh teman-temannya masih terdengar ketika mobil mulai berjalan.
********
Dari atas pohon gandaria sesosok tubuh tinggi besar dan berbulu dengan mata merah mengawasi kearah Lilis yang sedang membereskan gelas dan piring diteras. Air liurnya menetes-netes seperti kucing melihat seonggok ikan. Tak lama kemudian Lilis pun masuk kedalam rumah, pintu dikuncinya rapat-rapat. Deretan pohon-pohon besar disekitar rumah sering membuatnya takut bila sedang sendiri seperti ini.
Mahluk tinggi besar inipun segera turun dari kegelapan pohon gandaria, berjalan cepat menuju rumah Lilis. Tubuh besar dan berbulunya serasa sangat ringan. Tak bersuara sedikitpun,seperti hembusan angin.
Lilis baru saja merebahkan tubuhnya ketika suara Mas Pandu memanggilnya.” Lilis. Lilis tolong buka pintunya, abang di depan” suara itu begitu jelas terdengar digendang telinganya. Seperti dibisikan dari sampingnya. Dia pun segera beranjak kedepan.
“Mas, Mas Pandu pulang lagi” serunya sambil memutar anak kunci
“Iya Lis tolong bukakan pintu”
Pintu terbuka, wajah Pandu suaminya tersenyum sumringah. Tangannya segera merangkul Lilis dalam dekapannya. Bibir nya melumat bibir tipis isterinya dengan sangat bernafsu. Tangan nya mulai menggeranyangi seluruh tubuhnya. Lilis sampai tak bisa bernafas, “mas, mas, masuk dulu, pintu nya belum dikunci nanti ada orang lihat, malu mas, seru lilis dengan sedkit bingung. Tak biasanya Mas Pandu begitu benafsu mengajaknya bercinta.
Pandu membopong tubuh isteriya kedalam kamar. Tangannya yang kekar merobek bajunya, Lilis berteriak terkejut. Dalam sekejap saja seluruh pakaiannya telah sobek berserakan di atas tempat tidur. Pandu bercinta dengan sangat bernafsu. Energinya seakan tak ada habisnya. Lilis sudah megap-megap tak karuan. Selama dua tahun berumah tangga baru kali ini dia melihat sang suami bercinta dengan sangat ganas. Seperti hewan liar yang tidak makan berminggu-minggu. Namun rasa herannya tertutupi oleh kenikmatan yang menjalari seluruh tubuhnya.
Lilis terkulai lemas, tertidur pulas sampai matahari pagi meninggi. Suara salam dan ketukan dipintu membangunkannya.
“Assalamualaikun, lilis, lilis ini abang Lis,Tolong bukakan pintu” suara dari luar rumah sayup-sayup terdengar.
Dengan pikiran masih seperti orang ngelindur lilis bangun. Seluruh badannya terasa sangat sakit. Dilihatnya dicermin, bercak-bercak merah bekas gigitan dan cakaran pada dadanya. Ditutupi tubuh telanjang nya dengan sehelai kain sarung,diapun bergegas keluar dari kamar.
Dibukanya pintu perlahan. “ Mas dari mana, pagi-pagi kok udah keluar?
Pandu bingung dengan pertanyaan isterinya. “Kamu masih ngantuk ya”, tangannya segera melingkari tubuh seksi isterinya yang hanya berbalut sarung.Bibirnya mengecup bibir isterinya. Tangannya mulai bergerilya kemana-mana.
“kita lanjutin yang tadi malam ya”,bisik Pandu
“kan tadi malam sudah mas, emangnya ngak cape?
“Tadi malam? Tadi malam kan aku kepasar Lis kamu ngigau ya?
Lilis tertegun, lantas siapa yang tadi malam bercinta dengannya, terbayang bekas gigitan dan cakaran ditubuhnya, caranya bercinta, tubuhnya serasa mengigil ketakutan, bulu kuduk nyapun seketika meremang…………..

Senin, 10 Oktober 2011


Titik Api tampak mulai menyala dari lantai dua sebuah rumah mewah. Api mulai membesar dengan cepat. Asap mengepul keudara, lidah-lidah api tampak menjilati setiap sisi ruangan. Orang-orang ramai bereriak-teriak dari luar rumah. “ pak Budi, bangun pak, pak kebakaran-kebakaran, pak budi …….pak pak,” suara orang bersahut-sahutan. Riuh rendah suara warga yang berteriak-teriak.. Gerbang besi yang tertutup rapat tak memungkinkan warga untuk mendekat. Beberapa warga berinisiatif melempari pintu rumah dengan batu untuk membangunkan penghuninya. Api sudah semakin membesar namun pemilik rumah tak juga keluar.Warga semakin cemas menyaksikan api yang semakin membesar. Tak lama berselang, sirene pemadam kebakaran mulai terdengar semakin mendekat. Pintu gerbang depan akhirnya dijebol. Petugas berusaha keras menjinakan api yang semakin beringas.
Aku termangu disudut pohon ini, sambil memeluk isteri dan dua orang anakku. Si jago merah tampak mulai beringas. Potongan balok-balok diatas rumah mulai berjatuhan. Petugas agak kewalahan menjinakan api yang terus berkobar-kobar ditiup angin.
Menatap lirih pada rumah yang pernah memberiku sejuta kebahagiaan. Rumah mewah berlantai dua, dengan halaman yang luas. Sebuah tulisan besar tampak masih menempel ditembok depan rumah, DISITA OLEH BANK. Miris aku membacanya .Kutatap wajah anak isteriku sekali lagi. Guratan sisa air mata kering masih tampak disana. Sudah tidak ada lagi yang perlu di tangisi. Kebahagiaan yang utama adalah kami masih bisa berkumpul bersama. Hilang sudah kesusahan dan segala macam persoalan hidup yang melilitku.
“Hanya ini yang bisa papa lakukan untuk mempertahankan kebahagiaan kita”. Aku berguman lirih. Aku termangu menyaksikan lambang kesuksesanku itu perlahan-lahan habis dimakan api.
“Mengapa kita ada disini Yah? Tanya aldi mengagetkanku.
“Karena kita harus segera pergi nak”
“Tapi aku masih betah tinggal disini, semua teman-temenku ada disini, aku belum mau pindah yah”,wajah polosnya menyiratkan kesedihan yang mendalam.
Aku terdiam tak mampu menjawab
Kutatap isteriku dan Tya dalam gendongannya. Senyum manis di bibir mungilnya membuatku merasa sangat bahagia.
Mas, mengapa kau tega melakukan ini semua?
“Aku rela memang bila kita harus hidup miskin mas, aku isterimu, aku akan selalu ada disampingmu disaat senang ataupun susah, kau tak perlu melakukan ini”, Air matanya kembali turun membasahi pipi. Aku beringsut mendekati isteriku, kupeluk dia dengan segala kasih sayang yang tersisa.
“Tapi hutang-hutangku sudah sangat besar Vi, aku tak sanggup membayarnya.
“Tapi kita masih bisa mencari jalan lain mas”
“Jalan mana Vi, semua jalan kan sudah pernah kucoba, tapi semua nihil’
“ Setiap hari kita malah diteror oleh penagih Hutang itu”
Butuh dua jam lebih sebelum akhirnya api dapat dikendalikan sepenuhnya. Petugas bergegas masuk kedalam rumah. Ruang demi ruang disisir dengan hati-hati. Di sebuah kamar yang besar, tampak 4 onggok mayat yang sudah menghitam ditemukan dalam kondisi mengenaskan diatas tempat tidur. Sang ayah tampak memeluk anak dan isterinya. Kondisi kamar sudah porak poranda tak berbentuk.
Sesosok tubuh bocah yang sudah hangus menghitam tampak yang pertama dikeluarkan oleh dua orang petugas. Menyusul kemudian tubuh anak yang lebih kecil, dan terakhir kedua orang tuanya.
“Tapi Mengapa kau tega membawa kami semua mas? Tidak kah kau berfikir membiarkan Aldi dan Tya melanjutkan kehidupannya. Jalan mereka masih panjang, biarkan takdir mengalir sewajarnya.Mereka hanya anak-anak, mereka masih mungkin untuk melanjutkan kehidupannya?
“Maafkan aku Vi……
“Maafkan aku, aku juga sebenarnya tidak sanggup untuk melakukannya, tapi aku harus……
“Kumasukan racun itu kedalam susu yang diminum aldi dan tya, Berharap mereka tidak merasakan sakit yang terlampau berat.Demikina juga dirimu, aku meracuni makan malam mu, berharap kalian terlelap dalam mimpi panjang dan tidak merasakan sakit”.
“Aku sangat mencintai kalian semua.Aku tak sanggup bila harus sendiri, di dunia ataupun di alam lain. Biarlah kematian menjemput kita yang penting kita masih bisa bersama.”
Tapi mengapa kau masih harus membakar jasad kami?
Aku terdian sejenak, sambil menatap sisa-sisa bangunan yang mulai runtuh.
“Aku ingin agar kita secepatnya sampai di tujuan akhir kita”
Raung sirene ambulan memekik meggetarkan jiwa, Jasad-jasad hitam legam menyisakan bau daging terbakar di udara. Kantung-kantung mayat segera ditutup dan dimasukan kedalam mobil. Bersamaan dengan itu seberkas cahaya terang kulihat di kejauhan sana. Semakin lama semakin mendekat menghampiri kami. Ku gandeng anak dan isteriku. “ Ayo,nak kita harus segera pergi, ada dunia lain disana yang menjajnjikan kebahagiaan yang abadi”.

Jumat, 07 Oktober 2011


Malam sunyi dan dingin, angin bergulung-gulung meniupkan debu dan mengusir rintik hujan yang mencoba mendekat. Awan hitam menggantung, mendekap erat sang rembulan dalam pelukannya. Berpendar-pendar Cahaya suramnya tak mampu menerangi malam. Malam yang nyaris bisu dan buta. Ditengah kesunyian itu, suara emprit gantil terdengar mendirikan bulu roma.
Burung penanda kematian itu sudah datang, entah siapa yang kini akan dibawanya. Seorang gadis kecil beringgsut keluar dari rumah sambil membawa senter. Di carinya di pucuk-pucuk pohon, sosok yang sangat menakutkan itu. Disana, di pucuk pohon belimbing tampak seekor burung kecil sedang asik bernyanyi lirih. Gadis itu mengambil batu sekepalan tangan, dan melemparkan kearah burung tersebut. Suara gemeretak, daun dan ranting yang patah segera terdengar. Suara burung itupun segera lenyap bak ditelan bumi. Didengarkannya dengan seksama, sampai suara burung itu benar-benar sudah menghilang.
Nina, namanya, usianya belum genap delapan tahun ketika ibunya meninggal dunia karena sakit. Sejak itu dia hidup hanya berdua bersama sang ayah. Hingga kini usianya menginjak 10 tahun, ayahnya belum lagi menikah. Dirumah itu hanya ada seorang pembantu yang menyiapkan makan dan mencuci pakaian, sore hari nya si bibi ini pulang. Tinggalah bocah ini seorang diri dirumah menunggu ayahnya pulang.
Aku yang tinggal disebelah rumahnya hanya tersenyum melihat tingkah lakunya.
“Nina, lagi ngapain malam-malam diluar? Seru ku.
“ itu om, ada burung emprit gantil dari tadi bunyi terus, aku lempar pakai batu tadi supaya pergi jauh”, jawabnya.
“Om apa setiap ada burung emprit gantil itu pasti ada yang meninggal? Tanya nya dengan wajah polos.
“ he he he itu hanya mitos, kamu kan sering denger suara burung itu, bukan Cuma malam ini kan? Kadang pagi-pagi atau siang hari. Minggu lalu juga ada kan? Denger ngak? Tapi ngak ada tuh orang kampung kita yang meninggal, iya kan? Jawabku mencoba menjelaskan.
“tapi om, dulu, emprit gantil yang membawa mama, pergi”, serunya dengan mimik serius.
“ he hehe nina, itu hanya kebetulan saja, tidak ada hubungannya dengan emprit gantil”
“Tapi Nina khawatir Om, papa kok belum pulang ya, sudah jam tujuh nih, biasanya sebelum magrib sudah sampai dirumah’
“udah kamu telepon?
“sudah om, tapi dari tadi ngak nyambung-nyambung, nina jadi khawatir, apalagi denger suara emprit Gantil tadi”. Wajah polosnya membuatku tersenyum.
“ Ya sudah ditunggu aja, masih macet kali, oh ya kamu mau nunggu dirumah Om, ada sarah dan diva tuh lagi main monopoli.
“Ngak dah om, aku mau ngerjain PR dulu”,jawab nya.
“Kamu udah makan belum?
“Belum, nanti tunggu papa pulang aja, terima kasih ya Om, nina mau masuk kedalam dulu”.
Belum lama nina masuk kerumahnya, suara burung itu kembali terdengar. Memiriskan hati, senandung kesedihan yang memang membuat setiap orang merasa bergidik mendengarnya.
*****
Jam 7.15 malam, Aku duduk sambil menikmati secangkir teh hangat. Koran sore sudah hampir habis kubaca ketika Handphoneku berpendar-pendar, sebuah SMS masuk. Isteriku mengirimkan sebuah pesan, “ mas aku sudah dekat rumah, kamu mau dibelikan makanan apa? Buat anak-anak sudah aku belikan ayam tadi di Mac Di , Sop iga atau Sate bang kumis mau ngak?
Aku mengetikan sebaris kata, “ sop iga ”, jawabku singkat. Aku memang paling malas menjawab sms. Cuma kata-kata singkat saja yang biasa ku ketikan. Isteriku sudah maklum dengan kebiasaanku itu.
Teh sudah habis kuminum sampai tegukan terakhir, Koran sudah selesai kubaca sampai ke iklan-iklan nya. Ketika tiba-tiba Pak RT datang bersama seorang Polisi.
“Assalamualaikum,
“Wa alaikum salaam” jawabku, dengan seribu tanda tanya dalam diri.
Pak RT menjelaskan maksud kedatangannya. Seketika dunia seakan runtuh, mata ku berkunang-kunang,tubuhku lemas tak bertenaga. Hanya kata-kata terakhir pak RT yang masih bisa kutangkap.”istri anda mengalami kecelakaan, motornya ditabrak truk“.
Suara Emprit Gantil itu mengiang-ngiang terus dalam telingaku. Dendang kesedihan yang terus saja dinyanyikan. Lirih menusuk-nusuk hati, mengabarkan berita duka.

Catatan :
Burung Emprit Gantil : Burung bertubuh kecil ini dipercaya oleh sebagian orang sebagai burung penanda bahwa akan ada orang yang meninggal. Dijawa disebut prit gantil, ada juga yang menyebutnya burung wik wik

Rabu, 28 September 2011


Kupandangi wajah nya yang pucat pasi menatapku. Tanganku mencengkram kuat lehernya, nafasnya tersengal-sengal. Kukendurkan sedikit cekikan tanganku, Air matanya turun menetes dengan deras, “maafkan aku mas, aku tak bermaksud menghianatimu,” suaranya terdengar lirih. Matanya melirik kesamping tempat tidur. Sesosok tubuh gendut tampak terkapar bermandikan darah. Disebelah kirinya seorang anak kecil tampak diam tak bergerak.

“itu anakku, mengapa kau tega membunuhnya? Teriaknya histeris. Tubuhnya meronta-ronta. Aku hampir kewalahan menahan tubuhnya. “ dia tak tahu apa-apa,mengapa kau tega membunuhnya? Suaranya parau menahan kesedihan.

“karena dia adalah hasil perbuatan bejat mu, perempuan sialan”, teriak ku. Lelaki bajingan itu harus mati, dan kau juga harus merasakan, perihnya kehilangan seseorang yang kau cintai. Aku tampar wajahnya berkali-kali dengan tangan kananku. Air matanya turun semakin deras. “ maaf, maaf kan aku,aku khilaf mas”,ratapmu.

“ Aku tidak akan membunuh mu sayang. Aku ingin kau rasakan semua penderitaan, rasa kehilangan yang teramat dalam. Kau harus rasakan itu”, bentak ku.

“ kau tega menghianatiku, pergi dengan lelaki bajingan ini? Aku selalu baik kepadamu tapi mengapa kau tega melakukan ini? Kini Hidupku sudah hancur” seruku dengan bibir bergetar, Amarah benar-benar menderu-deru dalam dadaku. Sebilah belati berlumuran darah tampak tergeletak disamping ku.

“Bertahun-tahun kurajut asa itu dalam jutaan macam perasaan dan pengorbanan. Mencoba mengerti dan memahami mu, berusaha mengisi hatimu, dan membeli perasaan mu. Jutaan kebaikan yang kuberikan dengan tulus atas nama cinta. Keikhlasan yang muncul begitu saja dari lubuk hati yang paling dalam. Tak sedikitpun berfikir kau akan pergi meninggalkanku. Melupakan segunung harapan yang pernah kita tulis dalam diary kita. Tentang sebuah biduk yang mengarungi samudera dalam terpaan topan dan badai. Kita bisa, heh itukan optimisme yang selalu kau hembuskan.” Suaraku nyerocos tak karuan.

Tapi ingat apa yang kau lakukan??

“Perahu kecil kita ini baru saja berlayar. Baru ada riak-riak kecil disana, belum ada gelombang besar menerpa mengapa kau malah menyerah pergi.Tak cukupkah kau lihat optimisme di wajahku ini. Jika saat itu tanganku belum kuat, tak bisakah kau menunggu proses yang sedang kita lalui. Hampir semua orang melalui tahapan itu. Mengayuh biduk rumah tanga dengan terseok-seok, tapi toh mereka bisa sampai di puncak kebahagiaan. Sayang, Jika kau merasa aku nakoda yang buruk, peringatkanlah aku, luruskan jalanku, bukan malah mencari nakoda baru.” Nada suaraku semakin tak karuan. Kadang naik tinggi kadang parau dan terdengar samar-samar.

Suara lirihku kembali terdengar,..

“Kini enam tahun setelah kita berpisah., kembali kulihat wajahmu secara tak sengaja di facebook. Bersama suami dan anakmu. Dulu kau mati-matian bersumpah bahwa kau hanya berteman dengannya. Tak ada hubungan khusus antara dirimu dan dirinya. Ternyata kau memang menjalin cinta dengan lelaki sialan ini. Dusta yang selalu kau selubungi dengan air mata.”

“Kau pergi meninggalkanku hanya demi lelaki botak,pendek, gendut dan hitam ini? Sungguh aku merasa tersinggung sayang. Secara fisik aku yakin masih lebih baik darinya, kebaikan hati? Tanyalah pada hatimu yang paling dalam, limpahan kasih sayang yang kucurahkan selama ini. Tak cukupkah itu semua? mungkin tak cukup jika kau hitung secara materi”, air mataku turun dengan deras. Aku sesugukan menangisi dan meratapi nasib ku. Tangisku menyumbat jalan nafasku, dadaku terasa sesak, terbatuk-batuk, akupun menggeliat bangun.

Dingin pagi menyambutku, ku buka mata yang masih terasa sangat berat. Keringat dingin bercucuran membasahi seluruh tubuhku. Mencoba memahami apa yang sedang terjadi, mengumpulkan semua nyawaku, hingga sepenuh nya tersadar.

******

Pak Mus, pengurus masjid dekat rumah sudah terdengar mengaji. Suaranya terdengar sangat nyaman di telinga, menenangkan hati siapapun yang mendengarnya. Lantunan ayat suci dipagi buta menjelang subuh seperti ini serasa sangat menyentuh hati. Teringat mimpi buruk yang baru saja aku alami, “Astagfirullah allazim, mungkinkah ada pikiran seperti itu dalam diriku. Disampingku, laptop tampak masih terbuka. Kutekan tombol enter, laptop pun menyala situs facebook ku tampak belum kututup dari tadi malam. Wajahmu masih tampak disana bersama seorang lelaki dan anak kecil

Hatiku memang tersakiti luar biasa tapi aku masih sangat waras dan Logika ku masih berjalan. Aku sudah memaafkan semua, membuang semua kenangan buruk dan hanya mengingat semua kebaikannya. Di Subuh yang hening ini,kupanjatkan selaksa doa untuk orang tuaku, diriku, saudaraku dan juga kamu, semoga Allah selalu melindungi dan melimpahkan segala rahmat Nya.

Teringat jutaan harapan yang pernah kita ucapkan dulu. Harapan yang kita ukir selangkah demi selangkah dalam eksotisnya Braga, ramainya Dago dan Rindangnya pohon waru di Dipati ukur. Kehangatan yang kita bina di Haur Mekar sampai Babakan Siliwangi. Buatku Tak mudah melupakan itu semua, entah untuk mu. Yang jelas jangan pernah lagi dustakan cinta…………..

Selasa, 20 September 2011



Selalu ada kenangan yang indah dan kadang menggelikan untuk dikenang setiap datang bulan ramadhan. Salah satu kenangan yang kuingat ketika Ramadhan adalah ketika kuliah di Bandung pada era 1990an. Pada saat itu musim panas yang panjang, siang sangat terik sedangkan malam dingin menusuk tulang. Dalam kondisi seperti ini rasanya malas kalau harus keluar cari makanan sahur. Setiap malam, sepulang tarawih aku sudah mempersiapkan makanan untuk sahur. Nasi sudah kumasak dalam rice cooker. Untuk lauknya aku beli sepotong daging ayam dan 2 potong tempe. Cukuplah untuk sekedar makan sahur.


Malam ini hujan turun rintik-rintik, menambah dingin cuaca disekitar tempat kos ku. Dering weker segera saja membangunkan ku. Jam menunjukan pukul 03.30 WIB, waktu yang kurasa pas untuk makan sahur. Piring kusiapkan, sepotong ayam goreng dan tempe aku taruh di atas meja. Nasi masih tampak mengepul dari rice cooker. Akupun bergegas membuka pintu kamar dan keluar untuk mencuci muka di kamar mandi. Pikiran segar, meski cuaca dingin sangat menusuk tulang. Kunyalakan radio dan segera bersiap untuk bersantap. Namun alangkah terkejutnya ketika kulihat diatas piring tinggal tersisa sepotong tempe. Celingukan kucari-cari kemana ayam goreng dan sepotong lagi tempe yang tadi aku taruh di piring. Akupun segera keluar kamar, dan kulihat sebuah pemandangan yang membuatku mendidih melihatnya.

Di sudut sebuah pohon yang rindang kulihat disana dua ekor kucing sedang asik makan sahur. Sepotong tempe dan ayam goreng yang tadi kubeli sudah tinggal tulang nya saja. Seolah mengejek ku dua ekor kucing tadi dengan asik masih saja menjilati tulang ayam tersebut. Akupun naik pitam, Kulempar dua ekor kucing itu dengan batu. Batu mengenai kaki salah seekor kucing. Amarah begitu memuncak dalam darahku. Sambil terpincang-pincang Kucing itupun berlarian melompat keatas genting, menjauh sambil memandangiku. Sumpah serapah pun keluar dari mulutku.

Jarak warung yang buka sahur sangat jauh dari tempat kos ku dan rasanya tidak akan cukup waktu untuk sampai kesana. Teman-teman kos sedang pulang kampung. Langit pun bersekongkol mengejekku, Hujan turun semakin deras. Dengan perasaan bercampur aduk antara marah dan sedih aku pun kembali lagi ke kamar kos. Kusendok sepiring nasi dan sepotong kecil tempe yang tersisa. Kutelan nasi hangat tersebut dengan emosi bercampur aduk dan mata berkaca-kaca. Teringat suasana sahur dirumah yang penuh dengan canda adik-adiku dan lauk pauk yang lengkap. Kalau saja tidak ada ujian semester ini tentu aku sudah ada dirumah.

Tak lama azan subuh pun bergema, kuambil air wudhu dan segera menunaikan sholat subuh. Air yang dingin menyurutkan amarahku. Puasa sudah berjalan dua minggu, tapi urusan mengendalikan amarah tampaknya belum sepenuhnya bisa kukuasai. Ku ucapkan istigfar beberapa kali, mungkinkah ini juga salah satu ujian dari Nya untuk ku yang sedang menjalankan puasa. Ternyata urusan mengendalikan amarah itu memang salah satu hal yang sulit.

Dipagi hari kulihat kucing tersebut di dekat tempat kos ku. Berjalan terpincang-pincang, dengan kaki belakang yang tampak terluka. Jika saja kucing itu mengerti betapa menyesal aku. Aku Cuma mau bilang, “Maafkan aku ya puss, tadi malam aku sangat marah padamu”.


Pernikahan sejatinya adalah menyatukan dua hati yang saling mencintai. Keikhlasan menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan. Berkomitmen untuk memulai kehidupan yang baru dengan semangat saling menghargai. Namun ada kalanya niat mulia tersebut terhalang oleh factor keluarga besar dari pasangan. Restu dari orang tua dan semua anggota keluarga tentu akan menjadikan sebuah perkawinan terasa lebih sempurna. Calon mantu akan di lihat dari Bibit, Bobot dan Bebet nya. Semua penilaian ini akan menjadi pertimbangan dari calon mertua, diterima tidaknya seorang calon mantu.

Penilaian seseorang layak atau tidak menjadi calon menantu ini kadang sampai menelisik masa lalu nya. Hal ini dialami salah seorang temanku ketika dia memutuskan untuk menikah. Calon istri yang akan dinikahinya berstatus janda beranak satu. Kontan saja seluruh keluarga besarnya menolak mentah-mentah. Dalam persepsi mereka, janda adalah seseorang yang sudah pasti tidak baik masa lalunya. Di zaman yang sudah maju seperti sekarang inipun, anggapan miring tentang kehidupan sosial seorang janda masih saja membelenggu pikiran kita.




Stigma negatif seorang janda

Dalam budaya patriarki yang dianut oleh masyakat kita, status janda adalah bentuk penyimpangan norma dari suatu system keluarga. Keluarga dipimpin oleh seorang lelaki sebagai pencari nafkah dan wanita yang mengurusi rumah dan anak-anak. Ketika seorang wanita menjadi janda maka bukan hanya beban ekonomi yang membebaninya, lebih berat lagi adalah beban sosialnya. Secara ekonomi, banyak wanita yang sudah mapan dan menghidupi kehidupan nya sendiri. Namun ketika mereka mampu secara finansialpun masyakat masih tidak mempercayai hal itu. Keberhasilan secara finansial selalu diembel-embeli dengan kecurigaan bagaimana uang itu diperoleh. Seorang janda apalagi bila usianya masih muda, memikul beban psikologis yang lebih berat lagi.

Di film-film maupun sinetron, janda seringkali digambarkan sebagai wanita pengganggu dan perusak rumah tangga orang, tukang morotin duit, dan perayu lelaki. Penggambaran peran seperti ini bisa saja punya andil dalam membentuk image seorang janda. Masih banyak orang yang memandang sinis keberhasilan yang di capai oleh seseorang berstatus janda.

Menjadi janda bukanlah pilihan, itu adalah takdir yang memang harus dijalani oleh seseorang. Kalau bisa memilih takdir, tentu mereka lebih bahagia bila hidup bersama pasangan. Hidup dalam suatu keluarga yang utuh, dipimpin oleh seorang lelaki sebagai kepala rumah tangga. Nasib mengantarkan mereka menjadi janda. Bercerai karena kematian maupun karena sebab-sebab yang lain. Posisi wanita yang bercerai tetap saja lemah dimata masyarakat. Kehancuran rumah tangga seringkali hanya dibebankan kepada kegagalan isteri mengelola rumah tangganya. Ketika suami jelas-jelas berselingkuhpun, kesalahan tetap dibebankan kepada istri yang tidak bisa melayani suami. Inilah system patriarki yang menempatkan laki-laki pada posisi terhormat di banding wanita.

Diskriminasi gender yang masih saja terjadi di masyarakat kita ini sudah seharusnya kita ubah. Zaman sudah maju, kesetaraan gender membuat siapapun bisa berhasil di bidangnya.Banyak wanita yang sukses dalam karir maupun dalam mendidik anak-anaknya meskipun berstatus single parent.

Setiap orang punya masa lalu yang belum tentu mereka kehendaki. Salah dan khilaf adalah takdir manusia sebagai mahluk yang tak sempurna. Yang terpenting bagaimana pribadi seseorang saat ini. Itu yang bisa menjadi pedoman kita dalam mencari pasangan. Janda berakhlak baik tentu sangat layak untuk dinikahi, begitu saranku kepada temanku ini. Selamat menempuh hidup baru kawan….

Senin, 19 September 2011



Pagi menjelang, matahari mulai bersinar terik. Cahayanya masuk melalui kisi-kisi jendela kamarku. Kulirik jam disudut sana, jam 06.00 tepat, hmm masih pagi untuk ukuran hari Minggu. Hari ini ingin rasanya leyeh-leyeh di rumah tanpa diganggu rutinitas harian. Kalau bukan karena kewajiban menyediakan sarapan buat suamiku enggan rasanya beranjak dari tempat tidur. Bang Jamal suamiku, hari ini masuk kantor karena harus menyelesaikan suatu pekerjaan.
Beringsut kedapur dengan rasa malas, kupanaskan air dan roti. Beberapa menit kemudian sarapan pun sudah siap dimeja. Kudengar suara air dari kamar mandi. “ Bang, sarapannya sudah aku siapkan diatas meja”, teriak ku. Akupun bergegas kembali ke kamar. Suara HP bang jamal terdengar berkali-kali,kulihat di layar,terpampang nama Dini. Teman bang Jamal yang satu ini lumayan ku kenal juga maka kuberanikan diri mengangkat telepon nya.
“Halo, Dini ya, bang jamal nya lagi mandi bentar lagi juga beres”.jawab ku.
“oh iya mbak maaf ganggu, Cuma mau ingetin bang jamal jangan sampai kesiangan, soalnya banyak yang harus di selesaikan, thanks ya, suara manja dari seberang sana menjawab.
Setelah berbasa-basi sejenak, Dini pun menutup teleponnya. Aku masih termangu disini, sambil memegang telepon. Tiba-tiba rasa cemburu begitu membuncah dalam dadaku. Suara manja serak-serak basah Dini memang terdengar sangat seksi. Jauh sekali dengan suaraku yang cempreng menyakitkan telinga.
“Dari siapa Ra”? Suara Bang jamal tiba-tiba mengagetkan ku
“Eh ehh dari Dini, katanya jangan sampai telat”, sahutku dengan gugup.
Tak lama Bang Jamal pun berangkat. Tak lupa dia mengecup keningku, “ pergi dulu ya Ra, serunya datar.
Suara motor Bang Jamal semakin menghilang dari pendengaran. Aku masih termangu-mangu di teras depan rumah.
Dini teman sekantor bang Jamal, Mereka sahabat yang sangat akrab sejak SMA, kemana-mana selalu berdua,sampai sekarang merekapun sekantor. Selain Dini ada juga sahabat karibnya yang lain bernama Mas Jefri, mereka sering kumpul-kumpul.
Kedekatan diantara mereka sering membuatku cemburu. Namun Bang Jamal selalu bisa meyakinkan hatiku bahwa tidak ada apa-apa diantara Dini dan dirinya. Hubungan mereka sudah seperti kakak dan adik. Dini memang wanita yang cantik dan manja.Wanita manapun pasti akan cemburu melihatnya. Sifatnya yang ceria selalu membawa keriangan diantara sahabat-sahabatnya. Persahabatan mereka tampaknya memang benar-benar tulus.
Teringat perjumpaan awalku dengan Bang Jamal
Entah bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan lelaki seperti Bang Jamal. Yang kutahu saat itu aku dikejar deadline oleh ibuku untuk segera menemukan jodohku karena adik ku akan segera menikah. Bang Jamal di kenalkan oleh seorang rekan di kantorku, yang tak lain adalah kakak iparnya. Rekomendasi dari temanku inilah yang akhirnya mempertemukan kami dalam tali pernikahan. Tingkahnya yang klamar-klemer macam perempuan sebenarnya bikin aku ilfil tapi sifatnya yang baik menutupi semua ketidaksempurnaan fisik yang ada padanya.Merasa diri bukan wanita cantik, akupun bisa menerima semua kekurangan yang ada pada dirinya.
Malam pertama kami lalui dengan luar biasa, malam kedua, malam ketiga sampai beberapa bulan kemudian. Bang Jamal tidak pernah lagi menjamahku. Perlahan tapi pasti kehangatan nya mulai berkurang. Di hari-hari berikutnya, selalu begitu, Bang Jamal tidak pernah mengambil inisiatif duluan. Selalu aku yang berperan. Dalam hati akupun sangat kecewa dengan nya namun, aku tetap ikhlas menjalaninya hingga hampir setahun ini.. Hati kecilku sebenarnya agak curiga dengan perangai nya ini. Aku yakin sekali ada hal yang disembunyikan dariku. Naluri seorang isteri pun segera muncul, suamiku tampaknya punya wanita idaman lain.Kadang dalam beberapa kesempatan aku mencoba menanyakan nya. Tapi Dia tidajk pernah memberi jawaban yang pasti. Malah terkesan menghindari topik itu.
Diluar urusan ranjang, kami berdua sebenarnya sangat bahagia menikmati hari-hari. Bang Jamal selalu punya cerita yang menarik untuk diceritakan sepulang kerja ataupun di waktu senggang kami.
Hingga pagi ini, tiba-tiba mataku dikejutkan oleh sesuatu yang menyembul dari keresek hitam yang ada di jaket suamiku. Jaket yang agak basah ini, kemarin di pakainya dan pagi ini aku bermaksud mencucinya. Kutarik bungkusan tersebut. Isinya 5 keping DVD bajakan dengan gambar yang membuat jantungku serasa copot.
“ Astagfirullah, kulihat gambar-gambar yang ada dalam sampul DVD tersebut. Melihatnya membuat perutku seketika mual. Namun rasa penasaran membuatku segera masuk kekamar. Kunyalakan DVD player dan kuputar cakram itu. Apa yang kusaksikan membuatku benar-benar muntah. Gambar yang ditampilkan adalah adegan-adegan percintaan lelaki dewasa. Jika percintaan nya antara lelaki dan wanita mungkin tidak akan membuatku semual ini. Yang kusaksikan adalah adegan-adegan percintaan diantara sesama lelaki. 5 keping CD dengan tema yang sama. Ku bongkar semua koleksi DVD di laci mejanya yang selalu terkunci rapat. Berpuluh-puluh keping film sejenis kutemukan di dalamnya.
Teringat kemudian kejadian-kejadian beberapa bulan ini yang membuatku semakin curiga. Di baju kerja nya kerap aku temukan bulu-bulu pendek dan agak tebal, yang kalau aku perhatikan tampak nya seperti kumis. Tapi suamiku kan tidak berkumis,darimana kumis itu berasal? Bagaimana kumis itu sampai menempel di bajunya? Bukan Cuma sekali ini aku menemukannya. Bau rokok yang menyengat juga kerap tercium dari bajunya padahal dia bukan seorang perokok. Ahh tapi asap rokok kan bisa saja menempel dari orang-orang disekitarnya yang perokok, tapi bagaimana dengan kumis itu?
Tiba-tiba teringat oleh ku wajah macho mas Jeffri dengan postur tubuh ynag tinggi besar dan kumis melintang. Tangan kekar nya yang selalu merangkul Bang Jamal ku ketika mereka berjalan beriringan.
Mendadak mataku berkunang-kunang, Tubuhkupun melunglai……………………………

Senin, 27 Juni 2011


Mentari sore yang menyorot tajam mengiringi langkah gontai seorang lelaki di sisi rel kereta api. Siluet senja menghadirkan bayang-bayang tajam tubuhnya. Menyinari rambut hitam yang sudah mulai di tumbuhi uban di sana sini. Tubuhnya tampak kotor berdebu, sudah dua hari tubuhnya tak tersentuh air.. Ketika langkah nya sudah serasa sangat berat, diapun duduk, merenung memikirkan guratan nasib yang harus dijalaninya. Kepedihan dan keputus asaan tampak pada sorot matanya yang sayu. Wajahnya tampak menua dalam beberapa tahun ini. Tak ada lagi gairah hidup pada bola matanya, kosong tak berseri. Tubuh hidup dengan jiwa yang sudah lama sekarat di dera penderitaan batin yang panjang.

Duduk diatas rumput yang mengering seperti jiwanya. Merenungi, kilas balik kehidupan yang dilaluinya yang muncul bagaikan potongan-potongan puzzle. Potongan-potongan kisah bahagia dan sedih yang bercampur aduk menjadi satu.

********

Tony, lelaki ganteng anak orang kaya yang terbiasa hidup enak sedari kecil. Apapun yang di inginkan nya akan di penuhi sang Ayah. Sampai suatu saat, serangan jantung merengut nyawa ayahnya. Padahal dua tahun lalu, baru saja ia di tinggal ibunya. Saat itu kematian sang ayah yang sebanarnya tidak terlalu dekat dengan dirinya pun serasa menyakitkan. Harta warisan ayah akhirnya di bagikan kepada 3 orang isteri dan 6 orang anak-anaknya. Kekayaan yang dimiliki ayah nya lumayan besar, sehingga ketika di bagikan pun tiap orang mendapatkan bagian yang cukup. Namun gaya hidup nya yang boros dan senang berfoya-foya membuat harta warisan nya segera saja menyusut.

Ketika menyadari itu, tony segera saja memutuskan untuk menikahi pacar nya. Harapan nya jika sudah menikah mudah-mudahan akan timbul kesadaran dalam dirinya untuk manjalani hidup dengan “normal” seperti layaknya orang-orang yang sudah berkeluarga.

Kebahagiaan begitu membuncah pada tahun-tahun awal perkawinan nya. Isteri yang rupawan, rumah mungil tipe 36 yang asri dan seorang anak perempuan cantik cukup sudah rasa kebahagiaan yang di dapat. Untuk kebutuhan sehari-hari, Tony menarik angkot yang di beli nya dari sisa uang warisan ayahnya. Selama itu, penghasilan nya sebagai supir dia anggap cukup menghidupi isteri dan anak nya.

Namun beberapa tahun belakangan ini, penghasilan dari angkot sudah tidak dapat di harapkan lagi. Penumpang semakin sepi karena banyaknya motor-motor kreditan. Para pekerja langganan nya saat ini sebagian besar sudah menggunakan sepeda motor untuk keperluan transportasi mereka. Jumlah penumnpang semakin sedikit sementara jumlah angkot semakin banyak saja. Penghasilan pun kian menurun. Sementara itu, gaya hidup isterinya semakin hari bukan nya semakin sederhana malah semakin glamour saja.

Mulailah babak baru dalam rumah tangga mereka. Pertengkaran-pertengakaran besar kerap mewarnai mahligai rumah tangga nya. Persoalan selalu berkutat pada masalah ekonomi. Penghasilannya sebagai supir angkot Cuma cukup buat makan sehari-hari saja. Kebutuhan-keutuhan lainnya yang sebenarnya tidak terlalu penting sudah tentu tidak dapat lagi dia berikan. Evi sang isteri mulai mengeluh kekurangan uang belanja.

Tahun-tahun berikutnya makian-makian dari sang isteri kerap terlontar dari bibir indahnya. Tony yang memang penyabar hanya menerima dengan diam. Diam, memang hanya itulah yang dapat dia lakukan. Tony terlalu lemah untuk menunjukan ketegasannya. Terlalu takut kehilangan isteri dan anaknya. Diam meskipun belakangan dia tahu perselingkuhan yang sering dilakukan oleh isterinya. Diam yang kemudian mengerogoti mental dan jiwa nya selama bertahun-tahun. Bertahan dari segala macam kezaliman yang dilakukan isterinya. Lelaki lemah ini Cuma berharap pada anak semata wayang nya yang mulai remaja. Bertahan dari terpaan gelombang demi seorang anak perempuan yang sangat di cintainya.

Namun semakin dewasa sang anak pun sudah semakin mirip dengan ibunya. Kecantikan wajahnya tidak di imbangi dengan kecantikan hatinya. Kata-kata kotor dan makian kerap mulai terdengar dari bibirnya. Tony hanya mengurut dada menerima perlakuan anaknya. Gaya hidup mewah dengan penampilan ABG khas jaman sekarang. Tidak mau tahu apakah bapaknya mampu atau tidak. Semua keinginannya harus dipenuhi. Jika tidak, bibirnya yang tipis itu akan memuntahkan kata-kata tajam yang sangat menyakitkan.

Malam ini, Sofi mulai merengek lagi minta di belikan blackberry, yang tentu saja tidak dapat dia penuhi. Sumpah serapah pun segera meluncur dari bibir anaknya. Tony yang memang dalam kondisi lelah setelah seharian menarik angkot, sudah hilang kesabarannya. Sebuah pukulan pun segera mendarat di wajah Sofi. Anaknya pun segera terjatuh sambil menangis meraung-raung. Isterinya yang terkejut segera datang dan mengusir nya dari rumah. “Pergi kau lelaki pecundang. Tidajk ada lagi yang bisa kuharapkan dari mu, pergi kau, pergi, aku sudah tak tahan ,kita bercerai”!!. Rumah itu memang dibeli atas nama isterinya, meskipun uang nya adalah uang miliknya. Selama ini isterinya merasa lebh berhak memiliki rumah itu.

Angkot kembali dia pacu dengan kecepatan tinggi. Tak tentu arah yang akan di tuju yang penting Menjauh meninggalkan bayang-bayang isteri dan anak. Baru berhenti setelah bensin di tangki mobilnya sudah kosong. Keluar dari mobilnya, diapun melangkah lunglai, menyusuri jalan-jalan yang ramai lalulalang kendaraan. Langkah kaki membawanya ke arah rel kereta api didaerah Depok.

*******

Di sore yang berdebu ini,kata-kata hinaan itu masih saja terngiang di telinga nya. Makian isterinya terasa sudah sangat biasa buat dirinya, tapi makian sofi, anak perempuan yang sangat di sayanginya serasa sangat menusuk hati dan perasaan nya. Hancur sudah semua benteng ketulian yang coba dia bangun untuk meredam semua kata-kata hinaan isterinya. “Apa kau tidak ingat nak, hari-hari indah yang pernah kita lalui bersama di masa-masa kecil mu. Betapa aku selalu memanjakan mu meskipun terkadang sulit”, demikian hati kecilnya berbisik.

Dada nya serasa sesak, suara-suara, bisikan, makian, bercampur manjadi satu. Matanya mulai berkunang-kunang, menatap nanar rangkaian kereta di ujung sana. Tiba-tiba sesosok tuibuh tampak di depannya, Menggapai-gapai kan tangan. Mamanya tampak di depan sana, memakai pakaian putih bersih, tersenyum manis padanya sambil melambaikan tangan nya. “ Tony, tony kemari nak, ayolah ikut mama, sudah cukup semua penderitaan mu, ayo kesini nak”!

Tony melangkah menghampiri sang mama.Terdengar teriakan-teriakan di belakang nya tapi ia tak menghiraukannya. Kakinya melangkah dengan mantap keatas rel.

Bayangan hitam, datang dengan tiba-tiba menghantam tubuhnya, semua orang berteriak. Hanya sesaat kekagetan itu datang pada dirinya, selanjutnya dia bisa memegang tangan sang mama. Perempuan tua itu memeluknya dengan hangat.

Dari sudut matanya dia lihat orang-orang berlarian menghampiri, sesaat kemudian potongan tubuh yang hancur tampak dikumpulkan di pinggir rel. Sebuah Koran menutupi tubuh yang bersimbah darah itu. Hilang sudah beban berat dalam dirinya. Semua terasa ringan dan tentram dalam bayang-bayang siluet senja yang mulai pudar.



*Sebuah kisah tentang seorang kawan, selamat jalan kawan, semoga kau tenang di alam sana
pernah di posting di kompasiana tanggal 26 Juni 2011

Sabtu, 11 Juni 2011


Kehadiran anak dalam suatu keluarga adalah suatu penyempurna kebahagiaan yang sangat didambakan oleh setiap pasangan. Anak laki-laki dan anak perempuan sama saja demikian orang banyak memberikan nasehat. Namun ada kalanya jenis kelamin merupakan dambaan lain dari lahirnya seorang anak. Ada anak laki-laki dan ada anak perempuan dianggap akan lebih menyempurnakan kebahagiaan yang diperoleh. Banyak pasangan suami isteri hanya dikaruniai anak laki-laki saja atau anak perempuan saja. Bahkan tak jarang pasangan suami isteri yang tidak di karuniai anak.

Bagi sebagian kalangan seperti keluarga-keluarga Raja tentu lebih mendambakan kelahiran anak-laki-laki. Di kekaisaran Jepang yang paternalistic anak laki-laki adalah syarat mutlak untuk dapat menerusksn tahta kerajaan. Masalah anak laki-laki atau perempuan bisa menjadi masalah besar di Negara seperti jepang ini. Hal ini terkait dengan undang-undang di kekaisaran Jepang yang mensyaratkan laki-laki untuk menjadi kaisar jepang.

Dapatkah manusia memanipulasi kelahiran sehingga sesuai dengan jenis kelamin yang diinginkan. Di dunia kedokteran sebenarnya ada teknik tertentu yang diharapkan dapat meningkatkan rasio kelahiran seorang anak dengan jenis kelamin yang di harapkan. Namun ini juga tidak menjamin kelahiran sesuai dengan keinginan, karena sesungguhnya semua masih rahasia dari Allah SWT.


Secara Medis

Secara medis sepertinya sudah sering di bahas dibeberapa forum dan blog. Secara umum berhubungan erat dengan kondisi asam basa pada vagina. Jika kondisi vagina asam maka kemungkinan besar anak yang dilahirkan adalah perempuan, sedangkan dalam kondisi basa, kemungkinan nya anak lak-laki. Manipulasi keasaman dan kebasaan pada vagina dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.Dari mulai pemberian soda kue yang dicampur dengan air sampai dengan cuka. Jika penetrasi dilakukan dekat dengan servix dan vagina dalam kondisi basa,maka kemungkinan besar anak yang dihasilkan adalah anak laki-laki. Jika Jika ejakulasi dilakukan jauh dari servix dan vagina dalam kondisi asam, maka kemungkinan besar akan dihasilkan anak perempuan. Namun semua ini hanyalah teori berdasarkan karakteristik sperma dan vagina, tidak bisa di jadikan patokan. Kenyataannya secara praktek, teknik ini juga seringkali mengalami kegagalan.

SecaraTradisional

Di kampungku ada suatu tradisi unik jika kita ingin mempunyai anak sesuai keinginan kita. Hal ini di alami sendiri oleh ibuku beberapa tahun yang lalu. Tahun 1979, saat itu ibuku mempunyai empat orang anak yang semuanya laki-laki. Pada saat itu ibuku sedang hamil 3 bulan dan mendambakan kelahiran anak perempuan diantara empat anak laki-lakinya. Seorang tetua dikampungku menyarankan untuk mengadakan Tradisi Tukar Centong. Tradisi ini lazim di lakukan untuk orang-orang yang mendambakan kehadiran seorang anak sesuai denagn jenis kelamin yang diinginkan. Centong yang di gunakan dalah centong yang terbuat dari kayu bukan dari plastic seperti yang biasa di pakai saat ini.

Tradisi ini mempertemukan dua keluarga yang mendambakan anak dengan jenis kelamin yang berbeda. Ibuku mendambakan kelahiran anak perempuan sedangkan keluarga pak Dayat mendambakan kelahiran anak laki-laki. Ibuku mempunyai empat orang anak semuanya laki-laki. Pak Dayat mempunyai 5 orang anak yang semuanya perempuan. Bu ningsih isteri pak dayat saat itu juga hamil 3 bulan.

Di pertemukanlah dua keluarga ini. Pada hari yang ditentukan masing-masing keluarga membawa sebuah centong nasi yang terbuat dari kayu. Serangkaian doa-doa pun dipanjatkan kemudian dilakukan pertukaran centong seperti layaknya pertukaran MOU (Memorandum of understanding) antara dua pihak. Ibuku menerima centong yang terbuat dari kayu rambutan sedangkan bu ningsih memperoleh centong yang terbuat dari kayu nangka. Segala ritual rela mereka jalani demi untuk mendapatkan anak sesuai dengan jenis kelamin yang di inginkan. Acara ditutup dengan pembacaan doa dan makan bersama.

Waktu pun terus berlalu, ibuku harap-harap cemas menanti kelahiran anak kelimanya. Akhirnya pada hari sabtu tanggal 23 September 1979, lahirlah adik ku, perempuan. Kebahagiaan saat itu begitu membuncah di dada ibuku. Lengkap sudah kebahagiaannya dalam berumah tangga. Lima anak, empat laki-laki dan ditutup oleh kelahiran anak perempuan yang di dambakan nya.

Lalu bagaimana dengan ibu nIngsih?

Amazing, Ibu ningsih melahirkan anak laki-laki yang sangat di tunggu-tunggunya.Kebahagiaan pun menaungi rumah keluarga ini. Lima orang anak perempuan dan ditutup dengan seorang anak laki-laki.Doa syukur pun segera di panjatkan oleh kedua keluarga ini.

Ritual tradisional ini memang sudah sejak lama ada dikampungku, namun keberhasilannya pun tidak bisa seratus persen. Entah kebetulan saja atau bukan, yang jelas ibuku sudah membuktikan bahwa ritual tukar centong ternyata mampu menjawab penantiannya selama ini. Sudah banyak pasangan yang tertolong dengan tradisi ini. Meskipun ada juga yang mengalami kegagalan.

Kini ritual tukar centong yang terbilang unik ini sudah lama tidak dilakukan. Saat ini banyak pasangan muda yang tidak terlalu mempersoalkan jenis kelamin anak nya, laki-laki atau perempuan sama saja. Sehingga tradisi inipun sudah semakin jarang dilakukan. Jumlah anak dalam satu keluarga pun semakin sedikit. Saat ini dalam satu keluarga paling ada 2 sampai 3 anak saja.

Cara apapun yang dilakukan oleh manusia dalam berihtiar, sejatinya hanya Allah SWT yang mempunyai kekuasaan untuk mementukan jenis kelamin tiap mahluk yang di lahirkan kebumi. Manusia hanya berusaha, Tuhan yang menentukan.



Keterangan :

Centong : Alat untuk menyendok Nasi, jaman dulu biasa terbuat dari kayu, namun saat ini lebih banyak yang terbuat dari plastik

pernah dimuat di Kompasiana tanggal 8 juni 2011
Bekerja di sektor formal ataupun pekerjaan “normal” adalah dambaan banyak orang di negeri ini. Kerja kantoran ataupun kerja sebagai buruh tetap di pabrik-pabrik tentu lebih menjamin kepastian penghasilan. Tidak semua orang dapat bekerja di sektor formal ini. Selain karena terbatasnya lowongan kerja yang ada, tentu berhubungan juga dengan kemampuan seseorang. Kemampuan dan kesempatan tentu dua hal yang dibutuhkan untuk masuk ke sector kerja formal. Orang-orang yang tidak dapat masuk ke sektor ini akhirnya memilih bidang-bidang pekerjaan informal ataupun pekerjaan formal yang dihindari. Pekerjaan informal adalah pekerjaan-pekerjaan yang memang dapat dilakukan sendiri, sesuai dengan keinginan dan kemampuan diri. Ada juga pekerjaan formal yang memang di hindari karena kurang nya keberanian diri atau terasa kurang bergengsi. Diantara bidang pekerjaan ini ada beberapa pekerjaan yang bagi orang lain terasa aneh dan unik. Beberapa pekerjaan itu adalah ;

1. Perias Mayat

Tugasnya mendandani dan merapikan mayat, sebelum masuk ke peti. Mayat di mandikan dengan bersih, di pakaikan jas dan dasi untuk yang laki-laki, dan gaun untuk yang wanita. Wajah mayat di rias seperti akan menghadiri pesta. Untuk mayat-mayat yang rusak kadang kala harus di jahit dulu supaya terlihat tidak terlalu hancur. Profesi ini tentu saja menuntut keberanian yang tinggi dari pelakunya. Mereka biasanya bekerja di Rumah-rumah Duka dan rumah-rumah sakit yang menyediakan jasa perias mayat.

2. Pembuat Aksesories Pemakaman

Kematian sejatinya aalah terpisahnya roh dan raga. Di etnis Cina,mereka percaya adanya kehidupan di alam lain setelah kematian. Untuk itu roh perlu dibekali oleh barang-barang yang akan mereka gunakan di alam kubur sana. Diantara nya adalah Uang-uangan, Rumah-rumahan, pelayan, Mobil-mobilan, alat-alat rumah tangga seperti Televisi, Kulkas, Parabola, DVD player dan lain-lain. Semua keperluan ini di buat dari kertas dengan warna-warna yang indah dan meyerupai aslinya. Diperlukan kemampuan yang tinggi untuk membuat semua aksesoris pendukung pemakaman ini.

3. Pawang Hujan

Hujan yang turun akan membuat semua rencana acara pernikahan bisa terganggu. Untuk itu diperlukan orang yang sanggup menangkal datang nya hujan. Pawang Hujan adalah solusinya. Terlepas dari beanr atau tidaknya kesaktian mereka, nyatanya pawang hujan hampir selalu ada di acara-acara keramaian di negeri kita. Perlengkapan yang digunakan bisa bermacam-macam, dari mulai keris pusaka,tumbak, segenggam garam, terkadang bumbu dapur pun diikutsertakan. Metode dan mantra dari tiap pawang belum tentu sama. Soal turun atau tidaknya hujan tergantung nasib si empunya hajat. Seringkali pawang pun tak sanggup menahan laju hujan yang akan turun. Reputasi pawang akan naik bila memang hujan tidak jadi turun. Reputasi yang naik tentu saja akan di ikuti dengan naiknya tarif karena dianggap tinggi kesaktiannya.


pawang hujan



4. Tukang Jamu Khusus Hewan

Masuk angin, perut kembung, tidak nafsu makan dan badan pegal-pegal ternyata bukan monopoli manusia saja. Hewan-hewan ternak pun mengalaminya. Peluang ini yang di tangkap oleh para penjual jamu khusus hewan. Sepintas campuran jamu yang dibuat mirip dengan janu-jamu untuk manusia. Ternyata jamu juga efektif digunakan untuk mengobati sakit pada hewan-hewan ternak ini.

5. Tukang Pijat Sapi

Otot-otot yang kecetit, terkilir atau pegal-pegal sehabis bekerja keras seharusnya memang di pijat. Di dunia hewan, mereka juga mengharapkan pijatan. Di Yogyakarta, profesi sebagai pemijat Sapi ternyata lumayan laku. Diperlukan kemampuan khusus dalam bidang pijat sapi. Pengetahuan mengenai teknik pijat sampai tingkah laku sapi sangat dibutuhkan untuk menjalani profesi ini.

6. Penampung Sperma

Sapi-sapi di balai inseminasi buatan seperti yang ada di Lembang, Bandung merupakan sapi-sapi pilihan yang memang ditujukan untuk di tampung sperma (semen) nya. Disana ada karyawan yang khusus menampung sperma sapi. Petama-tama sapi akan di bawa ke tanah lapang kemudian di dekatkan ke dummy (hewan pemancing). Ketika sapi sudah naik kedua kakinya dan penis nya sudah keluar, maka petugas akan menarik dan memasukannya kedalam artificial vagina (AV). Sperma yang tertampung di botol yang ada didasar AV akan di bawa ke lab untuk diperiksa kualitasnya. Sperma yang memenuhi syarat akan diencerkan kemudian dimasukan kedalam straw. Straw ini kemudian dibekukan dan diedarkan keseluruh wilayah Indonesia.Keberanian menghadapi sapi yang berukuran besar, fisik yang prima dan pengetahuan mengenai tingkah laku sapi di butuhkan dalam bidang pekerjaan ini.


penampung sperma sapi




7. Inseminator

Petugas yang biasanya bekerja di dinas peternakan ini bertugas untuk mengawini sapi-sapi betina yang berahi. Berahi pada sapi betina hanya berlangsung 16-23 jam jam saja, Ketika peternak melaporkan kondisi sapi betina nya yang berahi, petugas akan segera datang ke lokasi. Sapi betina yang dinyatakan birahi bila sudah menujukan tanda 3B dalam bahasa sunda (Bereum,Bareuh, Baseuh) didaerah jawa disebut 3 A (Abang,Abuh,Anget). atau merah, bengkak dan basah bagian vagina nya. Bila vagina sapi sudah menunjukan kondisi ini, sapi akan segera di karantina. Petugas akan memasukan sperma sapi kedalam Gun Insemination. Setelah itu satu tangan dimasukan melalui anus untuk memegang cervix sedangkan tangan lainnya akan memasukan gun inseminasion yang berbentuk seperti suntikan besar. Melalui suntikan inilah sperma sapi yang telah dienerkan masuk kedalam tubuh betina. Setelah selesai, sapi betina akan terus di pantau sampai dinyatakan positif hamil. Petugas inseminator merupakan petugas terlatih dengan Surat Izin Menginseminsai (SIM) yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan.

Gambar Inseminasi Sapi







Sumber gambar dari google


Sapi dan kerbau sudah lama menjadi sahabat warga desa diseluruh Indonesia. Hewan bertubuh besar ini banyak sekali dimanfaatkan, baik daging maupun tenaga nya. Kedua hewan ini begitu dekat dengan kehidupan manusia, khususnya petani. Tenaga mereka di gunakan untuk berbagai keperluan, dari mulai menarik pedati sampai membajak sawah. Hubungan yang dekat diantara petani dan hewan besar ini membuat mereka saling membutuhkan. Petani merewat ternak, imbal baliknya ternak membantu meringankan pekerjaan mereka.


Bekerja di sektor pertanian bukanlah pekerjaan yang ringan. Petani harus bekerja dari pagi hingga siang hari malah kadang sampai sore hari. Untuk memulihkan kondisi fisik yang lelah setelah seharian bekerja, enaknya tentu saja di pijat. Di rumah,anak dan isteri petani siap membantu suami atau ayah mereka untuk di pijat. Lalu bagaimana dengan nasib sapi dan kerbau mereka yang juga kelelahan. Sebagai ternak pekerja, tenaga mereka juga terkuras. Otot-otot mereka juga bisa meresa capek, pegal dan kadang terkilir atau keseleo. Di daerah Bantul, Yogyakarta ada satu profesi yang unik, yaitu pemijat Hewan Ternak. Profesi ini tergolong unik kaena tidak mudah memijat sapi atau kerbau yang kelelahan. Pengetahuan mengenai urat dan kebiasaan hewan tentu menjadi prasyarat utama. Seorang pemijat bernama Abdul Rohman Siswomiarto (61 tahun), sangat terkenal di Bantul sebagai satu-satunya pemijat sapi.

Masyarakat desa sudah sangat percaya dengan kemampuannya dalam mengobati berbagai macam masalah kesehatan pada sapi. Jika di dunia manusia ada pengobatan alternatif, di dunia peternakan juga ada jenis pengobatan ini. Ketika sapi atau kerbau menampakan tanda-tanda kurang bersemangat, lesu dan tidak nafsu makan maka mereka akan segera memanggil pak Dul ini.

Setelah sapi di ikat kuat-kuat pada kandang, pak Abdulah atau pak Dul akan memeriksa seluruh bagian tubuh sapi. Diagnosa dilakukan untuk melihat apa penyakitnya. Kemudian dengan disertai doa-doa, pak Dul akan mulai memijat dari mulai punggung, kaki sampai ke bagian belakang sapi. Terakhir pak Dul akan menarik ekor sapi keras-keras. Lama pemijatan kurang lebih 30 menit. Setelah selesai di pijat, sapi kemudian dilumuri oleh ramuan tradisional. Campuran ramuan terdiri dari jahe, cabe rawit dan alkohol. Masuk angin, keseleo, otot pegal-pegal juga bisa menjangkiti hewan pekerja seperti sapi dan kerbau. Mereka juga butuh pijatan untuk merelaksasi otot-otot yang pegal.

Pengalaman nya selama puluhan tahun telah membuktikan kesaktian ilmu pengobatan nya. Kalau saja sapi,kerbau dan kuda ini bisa berbicara, mungkin mereka akan mengucapkan banyak terima kasih kepada sang pemijat ini. Tidak banyak orang yang berprofesi sebagai pemijat Sapi, Jika ada yang tertarik mungkin ini salah satu profesi yang bisa dilirik sebagai alternatif. Profesi pemijat manusia sudah banyak di seluruh dunia dengan berbagai macam teknik pijatnya. Pemijat sapi, rasanya inilah profesi yang paling Indonesia.

Sumber :

www.duniasapi.com

http://fornaslpumkm.wordpress.com

Namanya Rahman, orang di kampungku biasa memanggilnya maman oon. Sejak kecil maman memang mengalami keterlambatan perkembangan di bandingkan teman-teman sebaya nya. Secara fisik tidak ada yang cacat, hanya bicaranya saja sedikit gagap dan seringkali tidak nyambung dengan topik pembicaraan. Aktivitas yang disukainya adalah menyapu halaman rumah. Rumah siapa saja dia dengan senang hati akan menyapunya hingga bersih.

Tidak ada yang aneh kecuali bahw tingkat IQ nya yang jongkok alias Oon begitu sebutan disini. Pada umur 14 tahun dia sempat menghilang, terbawa oleh truk yang mengangkut pasir. Tiga tahun kemudian dia baru pulang ke kampung sini, setelah seorang tetanggaku menemukannya secara tidak sengaja. Rahman memang anak yang rajin sehingga untuk makan ada saja orang yang memberi nya. Selama 3 tahun menghilang ini dia ternyata tinggal di pangkalan truk, membantu supir-supir pengangkut pasir.

Sejak kepulangan nya ada sesuatu yang berbeda pada diri si maman ini. Dia senang sekali mendekati orang-orang gila perempuan. Jika dia bertemu dengan orang gila perempuan maka dia akan membawanya ke belakang rumahnya. Dibelakang rumah nya adalah kamar mandi dan kebun bambu yang cukup rimbun. Sebelumnya tidak pernah ada yang peduli dengan aktivitasnya, sampai suatu hari pak RT memergokinya sedang berbuat mesum di belakang rumahnya.


Orang gila wanita itu berusia kurang lebih 30 an tahun dengan rambut kusut dan kotor pakaiannya tampak lusuh dan tidak memakai celana dalam.Maman pun di sidang di halaman rumah pak RT. Wajahnya yang polos hanya senyum-senyum cengegesan, sedangkan orang gila perempuan nya hanya duduk diam saja. Warga bukan nya marah akhirnya malah tertawa melihat kelakuan nya. “Tadi.kamu lagi ngapain, sama dia? Tanya pak RT. Maman cengengesan, “ tadi ma m a en ku ku dddaan”. Jawab nya dengan gagap. Gerrr semua warga tertawa.”ngak boleh, maen kuda-kudaan lagi ya, dosa!! Bentak pak RT. Wajah maman terdiam sejenak, kemudian mengangguk-angguk entah mengerti atau tidak.

Sejak saat itu warga kampungku selalu waspada, kalau lihat maman bawa-bawa orang gila perempuan, langsung di usir, ngak boleh masuk kampung. Maman ternyata tak kekurangan akal, tidak bisa di belakang rumah, sekarang dia pindah ke pinggir sungai. Seorang penjual VCD memergokinya sedang berbuat mesum. Warga pun segera berkerumun menonton adegan ‘Ariel-Luna” jilid dua. Semua terpingkal-pingkal tertawa melihat kelakuan maman dan pasangan nya.

IQ yang rendah ternyata tidak berpengaruh terhadap tingginya libido. Kami semua baru sadar kalau maman yang dulu kecil itu sekarang sudah memasuki masa pubertas. Dia bukan lagi anak kecil yang hanya suka menyapu halaman. Dia juga butuh melampiaskan hasrat biologisnya. Tidak ada rasa malu dalam dirinya ketika akhirnya warga menariknya dari atas tubuh wanita itu. Pak RT pun bingung menanganinya. Orang gila perempuan segera di bawa ke panti social sedangkan si maman, entah bagaimana menyadarkan nya. Konsep dosa, zina, muhrim atau bukan tidak ada di otaknya. Dia hanya tahu ketika libido naik dia harus mencari wanita untuk melampiaskan nya.

Untunglah selama ini dia tidak pernah mengincar anak-anak kecil di kampung ku. Incaran nya hanya orang-orang gila perempuan yang ada di jalanan. Heran nya, semua orang gila yang dia ajak pergi mau saja menuruti kata-katanya. Mungkin Karena “frekuensi” nya sama, obrolan maman dengan orang-orang gila tersebut malah terlihat nyambung. . Meskipun begitu pengawasan melekat tetap diberlakukan kepada maman.Gerak-geriknya sekarang selalu di awasi oleh orang-orang di kampung ku


Siang itu, suasana di salah satu mall di depok cukup ramai. Aku sedang bergegas menuju salah satu toko buku disana, ketika seseorang memanggilku. Aku menoleh sesaat dan tersenyum melihat wajah seseorang disana, namanya aku hampir lupa tapi wajahnya masih kuingat. Diapun menghampiriku dan berbasa-basi sejenak sambil memperkenalkan seorang temannya yang tampak kemayu sekali untuk ukuran lelaki. Tak lama kamipun berpisah, dalam perjalanan aku tersenyum-senyum sendiri teringat peristiwa beberapa tahun lalu.

Saat itu kantor dalam keadaan sibuk, semua karyawan termasuk diriku sedang mengerjakan pekerjaan masing-masing. Ketika itu datanglah seorang karyawan baru, seorang lelaki berwajah macho dengan postur tubuh yang tinggi. Aku hanya melirik sekilas dan kembali ke pekerjaanku karena memang lelaki ini berbeda departemen dengan ku. Ketika dia melintas rekan-rekanku yang wanita berbisik-bisik sambil cekikikan. Seminggu setelah kejadian itu barulah aku tahu namanya ketika dia memprkenalkan diri di kantin perusahaan. Kamipun terlibat obrolan cukup panjang mengenai pekerjaan dan kegiatannya sehari-hari. Tiba-tiba dia bertanya,” Nu, cowok yang kemarin jalan sama kamu itu siapa namanya? Kenalin dong”, serunya. Aku tertawa, luh kayak mau kenalan sama cewek aja pake perantara segala, lu tanya aja sendiri.

Tiga hari setelah itu dia menitipkan surat, “tolong berikan ke temanmu si Budi itu” katanya. Akupun menyampaikan surat itu, sambil bertanya-tanya dalam hati surat apaan ya. Budi menceritakan isi surat itu keesokan harinya. Sebelum itu dia bertanya kepadaku,” nu ini surat dari si Tanto atau dari Rina? Ya dari Tanto kataku, emangnya kenapa? Gile ini surat cinta, nih lu liat aja. Aku pun membacanya, belum selesai membaca tawaku sudah meledak lebih dulu. ” Bud sepertinya mantra pelet yang lu baca kemarin salah sasaran, Rina yang lu tuju malah berbalik ke si Tanto”, seruku. “Sudahlah bud, cinta itu memang buta, tak memandang jenis kelamin, lu terima aja”, candaku.

Sambil tertawa-tawa kami pun membahas detil penampilan si Tanto ini. Baru kami sadari ada sesuatu yang aneh yang selama ini tidak kami perhatikan. Wajahnya memang macho, penampilan oke, tidak kemayu tapi kalau melihat celananya, kenapa di lipatan bawah celananya selalu ada gambar bunga-bunga, waktu itu aku sempat mau bertanya tapi rasanya tidak enak juga, takut dia tersinggung. Satu lagi kebiasaannya adalah selalu merangkulkan tangan kepundak bila sedang berjalan bersama rekan-rekan pria nya. Akupun sempat merasa tidak nyaman juga ketika dia merangkulkan tangan ke pundak ku waktu itu. Rasanya agak aneh saja cowok-cowok seusia kami berjalan sambil berangkulan. Tapi bukan peristiwa surat cinta ini yang membuat heboh seisi perusahaan.


Malam minggu itu Tanto menginap di rumah Mas Prapto, rekan kami juga tapi beda bagian. Piala Dunia saat itu memang sedang ramai-ramainya, terkadang kami memang nonton bareng bila sedang ada pertandingan yang besar. Mas Prapto tinggal bersama isteri dan seorang anaknya yang masih kecil di sebuah perumahan. Hujan yang turun di sore harinya membuat malam semakin dingin. Mas Prapto sebenarnya sangat lelah hari ini karena memang kantor sedang sibuk-sibuknya tapi dia merasa tidak enak kalau menolak kedatangan Tanto yang berniat menginap dan nonton TV di rumahnya.

Malam semakin larut, Tanto dan mas Prapto nonton TV di ruang tamu, sementara isteri dan anaknya tidur di kamar.Mas Prapto pun akhirnya tertidur pulas di tengah pertandingan bola yang sedang mereka tonton. Ditengah tidur nya itulah dia mendengar teriakan histeris dari isterinya,” …….Hei kamu ngapain, kamu lagi ngapaian, ……Mas bangun, …..bangun!! Isteri mas Prapto sangat kaget sampai tidak bisa berkata-kata, wajahnya pucat pasi, yang dilihatnya saat itu adalah Kain sarung yang dipakai suaminya sudah melorot dan “Burung” suaminya pun sudah keluar dari sangkarnya. Dan yang membuatnya pucat pasi adalah “burung’ suaminya sedang di pegang-pegang dan dijilati oleh lelaki lain, sementara mas Prapto nya masih tertidur.

Dalam kepanikannya Tanto segera melarikan diri,keluar dari rumah,melesat bagaikan maling dimalam buta. Mas Prapto yang masih dalam kondisi linglung karena baru bangun dari tidur lelapnya hanya terbengong bengong melihat kondisi “burungnya” yang tampak masih basah mengkilap seperti habis dimandikan. Isterinya menangis histeris, entah apa yang ditangisi. Padahal “Burung” suaminya dalam kondisi utuh,sehat wal afiat tidak kurang suatu apapun.

Cerita Mas Prapto inilah yang kemudian mengegerkan seisi Perusahaan, sampai-sampai bos besar memanggilnya untuk menceritakan kronologis peristiwa yang sesungguhnya. Bos besar pun tertawa terbahak-bahak. Baru kali ini kulihat bos dapat tertawa selepas itu di hadapan kami. Ditengah situasi stress yang sedang kami hadapi, inilah sedikit hiburan yang kami dapat dari peristiwa itu. Sejak saat itu Tanto pun menghilang, tidak pernah muncul di kantor, rumah kontrakannya pun di tinggalkan.

Siang yang terik berpadu dengan angin yang sepoi-sepoi menina bobokan ku dalam lamunan. Suara-suara angkot yang lalu lalang tidak dapat membuyarkan lamunanku. Dibangku taman ini sedang kurajut kembali sejuta kenangan indah bersamamu. Kukumpulkan potongan-potongan puzzle kenangan yang pernah kita ukir lima belas tahun yang lalu.

Senin siang sepulang dari Kampus jatinangor,

“ coba kulihat telapak tangan mu”, sambil menarik tangan ku ke tangannya. Aku kemarin baru saja mempelajari cara membaca garis tangan”,ujarnya. Aku hanya tertawa “, Garis tangan kayak aku ini garis tangan orang paling bahagia di dunia”, kataku. Dengan serius dia memperhatikan garis-garis tangan di telapak kiri ku, wajahnya mengernyit, ehhm “ melihat garis tangan kamu, kamu akan jadi orang yang sukses meskipun jalannya berliku, tapi untuk asmara tampaknya kamu kurang beruntung. Akan ada badai besar dalam perkawinan sehingga kamu mungkin baru akan menemukan kebahagiaan pada perkawinan yang kedua ataua ketiga”, mimiknya terlihat sangat serius.

“ ha ha ha bu dukun kamu rubah dong ramalan itu, yang akan menjadi istri pertama dan terakhirku kan kamu. Dia hanya terdiam sambil berusaha mencari garis-garis lain yang mungkin terlewatkan olehnya. Merunut beberpa kali garis-garis tangan yang ada pada tanganku. Dia hanya berucap, “ ini kan hanya ramalan bisa benar atau tidak,semua tergantung Allah SWT. Ada sedikit gurat kecewa pada rona wajah nya, kemudian termenung sesaat entah apa yang dipikirkan.


Jumat Siang setelah Sholat Jumat

Menyeruak diantara kerumunan mahasiswa berbagai jurusan yang baru bubaran sholat Jumat. Cafeteria kampus disamping perpustakaan tampak sudah penuh berjejal, mahaisiswa-mahasiswa yang lapar. Jam makan siang di hari jumat memang selalu seperti ini. Aku bergegas menuju perpustakaan, di deratan kursi-kursi panjang yang ada disana. Seulas senyum sudah kulihat dari jauh, tangan nya melambai kearah ku. Sebungkus gorangan dan teh botol sudah disiapkannya untuk ku, sambil mengunyah gorengan ku bilang, “ kita makan di merdeka aja ya, sambil cari buku di gramed, disini rame banget”.

Gramedia

Warna-warna ceria menyambut kami, “pesta diskon semua buku “, demikan pamflet yang tertempel di pintu masuk. Membaca novel adalah kegemaran kami berdua,Jhon Grisham dan Sydney Sheldon, adalah penulis favorit kami. Di satu sudut mataku tertuju pada satu buku berwarna merah berjudul “fengshui”. Penasaran akupun mulai membaca-baca isinya. Akupun berbisik memanggil namanya, ada banyak hal menarik pada buku ini. Shio Kerbau berbintang pisces digambarkan dengan sangat pas buat diriku demikian pula untuk dirinya, shio tikus berbintang libra.

Ada satu alinea yang masih ku ingat sampai saat ini, orang bershio kerbau pisces sangat cocok dengan Shio tikus Libra, baik sebagai rekan bisnis maupun sebagai pasangan hidup. Tapi di alinea lain ada tulisan, orang bershio kerbau adalah orang yang tabah dan tahan banting, walaupun seringkali dikhianati oleh pasangan hidupnya. Saat itu aku menatap wajahnya, dan berkata,”apakah kamu akan menghianatiku? Dia hanya tertawa tertahan, “ya mungkin saja, kita kan ngak pernah tahu kejadian yang akan datang”, sahutnya sambil tertawa . Dibutuhkan lebih banyak pengorbanan, waktu, uang dan perasaan bagi orang bershio kerbau untuk mendapatkan cinta seorang wanita, demikian kata penutup dari paragraph dibuku itu.

Banyak waktu yang kemudian kami habiska berdua, meretas jalan kebahagiaan menuju perkawinan. Tujuh tahun bukanlah waktu yang sebentar, meskipun pada akhirnya takdir berkata lain. Slalu berharap dan terus berharap ada rencana Tuhan yang lain untuk ku.

Entah kebetulan saja atau memang kehebatan para ahli ramal, banyak hal yang kebetulan terbukti pada akhir nya.

Pohon waru dan deretan pohon flamboyan yang rindang di depan perpustakaan kampus jalan Dipati ukur, Bandung. adalah saksi bisu kisah-kisah cinta yang pernah ada. Disini di kampus ini, kenangan indah itu pernah bersemi. Duduk disini mencoba merasakan suasana beberapa tahun yang lalu, Tapi hanya kekosongan yang ku dapat, pohon yang sama tapi dengan suasana yang tentu jauh bebeda.

Titik air hujan menyadarkanku dari lamunan panjang tentang dirimu. Akan terus kucari dirimu dalam raga yang lain. Terima kasih untuk semua manis dan cinta yang pernah ada meskipun harus pahit di penghujung kisahnya.

“Menatap wajah purnama yang bulat sempurna sambil memetik dawai gitar yang mulai lapuk dimakan usia. Akankah dirimu pun sedang menatap bulan yang sama. Bulan yang dulu sering kita pandangi bersama, diantara tawa ceria para penjaja. Duduk bersama Diantara undakan tangga, merajut cerita yang rasanya tak pernah berujung. Tentang mimpi-mimpi yang coba kita raih dalam balutan cinta yang menggelora”


Ditengah malam yang mulai membisu, diselingi denting gitar dari jari-jariku yang mengalirkan segenap kenangan tentang dirimu. Lelaki bodoh ini tak juga percaya dengan takdir yang telah di gariskan Ilahi. “Lima belas tahun sudah lebih dari cukup bung. Sampai kapan kau akan tenggelam dalam kenangan, sementara yang sedang kau kenang pun saat ini mungkin sudah tidak mengingat mu lagi”, begitu bisikan hati yang selalu ku dengar.

Bukan Cuma kenangan buruk itu yang menjadi alasan ketakutanku untuk memulai lagi. Aku sudah lelah untuk memulai kembali. Malas melewati fase-fase hubungan, yang sudah pasti di selingi marah, sedih dan bahagia. Bersikap penuh kepalsuan demi untuk kebahagiaan pasangan. Mencoba tersenyum meskipun pahit, tertawa meskipun tidak lucu, setuju meskipun dalam hati menolak. Aku tidak akan melakukan hal-hal bodoh seperti itu lagi. Aku lebih suka tenggelam dalam kesendirian, mencoba menghibur diri mencari pembenaran atas nasib yang telah di gariskan. Berharap dan selalu berharap ada rencana lain dari Nya yang lebih elegan tanpa perlu membodohi diri sendiri dan memalsukan sikap.

Rasanya baru kemarin, ketika mimpi itu kita mulai. Uluran jari kelingking mu saat itu, laksana tali yang kau berikan kepadaku untuk menarik ku masuk kedalam dunia mu.Dunia penuh dengan mimpi-mimpi besar, tentang kejayaan hidup, konsumerisme dan hedonisme. Aku, seorang lelaki introvert yang tidak mempunyai visi yang jelas tentang hidup selain menjalani nya seperti air mengalir. Mendengarkan dengan takjub semua master plan hidup mu. Tentang pilihan hidup. pilihan karir yang akan kau lalui. Road map yang sudah sedemikian detil akan kau jalani. Akupun semakin tertunduk, betapa aku lelaki sederhana yang tidak punya keberanian untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit seperti mu.

Teringat sebait puisi kahlil Gibran yang dulu sering ku baca

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…”

Sesederhana itukah cinta kami, cintaku atau cintamu padaku,……………………… rasanya tidak.


Aku terhenyak ketika kau berkata, “ Bagaimana dengan rencana hidup mu? Dan mungkin juga hidup kita? Aku terdiam sejenak, ingin rasanya berbohong untuk menyamakan diri dengan mimpimu, tapi akhirnya aku berkata, “ aku hanya ingin punya istri anak dan sebuah toko, yang bisa menghidupi kehidupan kami, jawab ku perlahan.

“he he, cita-cita kok sederhana banget sih, buat dong rencana yang lebih besar, punya pabrik atau perusahaan kek, sahut mu sengit. Lalu dengan sangat bersemangat kamu mem “brain wash” ku tentang visi-visi kehidupan. Betapa uang bisa membeli semua yang kita mau, untuk bahagia jadilah orang kaya. Meskipun terasa naïf karena yang kau pacari pun hanya lelaki miskin dengan cita-cita yang sederhana.

Kau tularkan semangat hidupmu, membakar hari-hari ku selanjutnya. Perlahan tapi pasti kau rubah diriku seperti yang kau mau. Merubah penampilan ku yang kucel menjadi kinclong, merubah bauku dari asem menjadi woody & Sparkling, kau menulariku hobi mambaca mu, mencekokiku dengan Sydney Sheldon, Jhon grisham, Tetsuko Kuroyonagi, Clara ng,sampai dengan Mira W. Kutinggalkan Kho Ping Ho, Wiro Sableng, Tintin, Trigan, komik-komik wayang RA.Kosasih dan komik silat karya Djair dan Ganesh Th. Kau juga menulikan telingaku dari Gun N Roses, Metalica, dan Sepultura,kau beri aku David Foster, Mariah Carey, Richard Clayderman dan Jhon Denver. Demi cinta ku pada mu semua itu rela ku lakukan termasuk juga ketika kau meracuniku dengan sambal terasi dan ketimun yang tidak aku suka

Rasanya jauh sekali langkah yang telah aku tempuh untuk menyamakan langkah dengan mu. Bertahun-tahun terkuras tenaga, pikiran dan perasaan untuk mengejar langkah-langkah besar mu. Ketika aku berhasil mensejajarkan langkah ku, kau malah berpaling pergi. Rasa ku terkapar dalam kelelahan yang amat sangat, terlalu malas untuk kembali memulai sebuah hubungan baru, meskipun kesempatan kedua pasti selalu ada untuk orang yang mau berusaha. Berharap jejak mu dalam hatiku segera terhapus, seperti hujan menghapus debu diatas dedaunan. Terima kasih untuk pencerahan yang telah kau berikan, tapi aku sudah benar -benar lelah mengejar mu………..


Pernah dimuat di kompasiana tgl 28 maret 2011

Sabtu, 28 Mei 2011


Jamu dengan segala potensi yang dimilinya sesungguhnya adalah aset bangsa Indonesia yang seharusnya dapat di jaga dan ditingkatkan kualitasnya. Kedepan akan semakin banyak orang yang akan kembali mengkonsumsi minuman kesehatan tradiisonal semacam ini. Seruan kembali ke alam, sudah mulai di dengungkan oleh masyarakat diseluruh dunia. Barat dengan segala kemajuan teknologi yang dimilikinya pun saat ini mulai kembali melirik potensi besar yang terkandung dalam bahan-bahan alami yang ada pada tumbuhan. Indonesia meriupakan salah satu negara yang mempunyai potensi alam yang sangat besar untuk di gunakan sebagai bahan alami pembuatan obat. Sejarah panjang pun telah kita torehkan dalam usaha memanfaatkan bahan-bahan alam dalam bidang pengobatan.

Jamu sudah dikenal dalam mayarakat kita selama ratusan tahun. Budaya yang awalnya hanya hidup dibalik dinding-dinding keraton di Jawa ini akhirnya berkembang di masyarakat. Dulu Racikan jamu merupakan resep rahasia dan tidak boleh diketahui oleh umum. Belakangan, keluarga keraton mulai mengajarkan dan menyebarkan rahasia pembuatan nya ke masyarakat. Alhasil industry jamu pun berkembang dengan sangat baik. Dari mulai usaha keluarga sampai ke industry besar, jamu gendong maupun jamu seduh pabrikan.

Tidak ada data yang pasti sejak kapan jamu di jajakan dengan cara di gendong. Yang jelas penjual jamu gendong sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Budaya minum jamu termasuk juga penjualnya tak lekang oleh waktu, Malah semakin berkembang. Jamu di racik dari mulai rumah sederhana sampai pabrikan besar. Perusahaan-perusahaan besar jamu bahkan sudah mengekspor jamu ke manca Negara.



Konsumen nya pun merata dari mulai buruh pabrik sampai ibu-ibu pejabat. Kalangan kelas bawah, menengah sampai kelas atas pun masih suka dengan jamu. Khasiat jamu di yakini benar keampuhannya untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Maka tak heran si mbakyu jamu akan selalu ada di sekitar kita.

Tampilan umum dari seorang penjual jamu gendong adalah memakai kain, membawa bakul berisi botol-botol jamu, sedangkan tangan krinya membawa ember kecil untuk mencuci gelas. Bakul di kaitkan ketubuh dengan kain lurik panjang. Ciri ini terus bertahan selama bertahun-tahun, meskipun kini sudah mulai ada yang tidak lagi menggunakannya. Beban yang dibawa seorang penjual jamu lumayan berat, apalagi bila jarak yang ditempuhnya cukup jauh. Tak heran dengan dengan pola olahraga seperti ini penjual jamu rata-rata terlihat sehat. Belum pernah kulihat penjual jamu yang berbadan gemuk. Umum nya badan mereka langsing berisi, dibalut kain batik panjang.

Regenerasi penjual jamu gendong selalu ada. Seingatku sudah ada puluhan penjual jamu langganan ibuku dari generasi ke generasi. Dari mulai Yu minah dan yu sum di tahun 80an, yu tuti, yu nani, tahun 90an,di tahun 2000an ada yu lilik, yu lina dan sampai kini masih terus ada generasi baru, kini akupun tidak lagi terlalu hafal nama-nama mereka. Mereka semua dipanggil dengan awalan yu, merujuk pada kata mbakyu. Umumnya mereka memiliki pelanggan tetap di suatu wilayah tertentu. Jadi bila sudah ada penjual jamu yang menjadi langganan disuatu wilayah, penjual jamu yang lain tidak akan masuk kedaerah itu. Semacam kode etik yang tidak tertulis diantara mereka.

Penjual jamu gendong biasanya meracik sendiri bahan-bahan yang akan dibuat jamu. Kemudian dimasukan dalam wadah botol-botol gelas atau plastik. Jenis-jenis jamu yang umum ada dalam keranjang jamu gendong adalah, jamu beras kencur,kunir asem dan jamu pahitan. Ketiga jenis jamu ini adalah jamu yang paling umum di jajakan oleh penjual jamu gendong. Jamu lainnya yang biasa mereka bawa adalah jamu produk dari pabrikan seperti jamu tolak angin, pegal linu, sehat lelaki dll. Jamu ini diseduh kemudian dicampurkan madu dan telur ayam kampung.

Pola penjualan jamu seperti ini terbukti efektif menjangkau konsumen di perumahan-perumahan mewah maupun di kampung-kampung becek di daerahku ini. Apalagi di musim hujan seperti ini,kehadiran mbakyu jamu gendong selalu banyak di nantikan. Konsumennya bukan hanya ibu-ibu dan bapak-bapak bahkan anak-anak pun menyukainya. Tak heran dipagi hari selalu saja ada keramaian orang merubungi tukang jamu. Minum jamu di pagi hari sebelum beraktivitas memang terasa menyegarkan. Rasa pahit jamu memang sudah akrab dengan lidah orang Indonesia. Terbukti meskipun pahit masih banyak orang Indoensia yang menggemarinya. Ditengah mahalnya biaya dokter dan obat-obatan modern, jamu merupakan alternatif pengobatan murah. baik untuk mencegah maupun mengobati. Terutama untu penyakit-penyakit ringan seperti flu, batuk, demam dan masuk angin yang biasa menjangkit di musim hujan seperi sekarang ini.

Jamu gendong dengan segala lika-liku yang menyertainya telah turut andil, dalam menjaga kesehatan masyarakat. Di sisi ekonomi, usaha jamu gendong juga terbukti mampu bertahan dan berkembang. Di tengah modernitas kota, jamu gendong tetap eksis melayani konsumen setianya.Meskipun saat ini banyak kios-kios jamu maupun kafe modern yang menjual jamu, tetap terasa keintiman yang lebih ketika menikmati jamu gendong si mbakyu. Jamu yang diolah tangan-tangan trampil dan terasah selama bertahun-tahun dan disajikan dengan sepenuh hati tentu memberi nilai lebih dari sekedar minum jamu. Keakraban diantara penjual dan para pembeli merupakan nilai positif yang terus ada dari sosok penjual jamu gendong.

Senin, 09 Mei 2011


Di awal tahun ini BPS (Biro Pusat Statistik) merilis jumlah penganguran sebanyak 8,32 juta orang. Dari jumlah itu 11,92% adalah lulusan S-1, 12,78% Diploma dan lainnya 3,81%. Jumlah ini tentu saja cukup memprihatinkan. Biaya pendidikan tidaklah murah di negeri ini. Berharap dengan gelar sarjana atau diploma yang diperoleh akan mudah memperoleh pekerjaan yang layak. Namun harapan tinggalah angan. Seringkali jumlah kebutuhan tenaga terdidik untuk satu bidang pekerjaan tidak sesuai dengan jumlah lulusan yang di hasilkan. Belum lagi masalah kemampuan individunya. Maka tak heran jumlah pengangguran terus menjadi masalah klasik dari tahun ke tahun.

Keterbatasan peluang kerja membuat banyak tenaga terdidik ini akhirnya mengambil peluang kerja apa saja yang ada. Saat ini sudah dianggap lumrah bila ada sarjana pertanian yang bekerja di Perbankan ataupun asuransi. Peluang kerja apapun akhirnya akan di kejar oleh para pencari kerja ini Kemampuan para sarjana Indonesia bekerja pada bidang yang bukan bidang nya telah terbukti. Banyak dari mereka yang sukses bekerja justru bukan pada bidang yang mereka pelajari sebelumnya. Memang tidak ada salahnya orang bekerja di bidang apa saja, meskipun itu tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan nya.Namun alangkah lebih baik bila pekerjaan yang kita lakoni berdasarkan latar belakan pendidikan yang memang kita tempuh. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada sarjana dan diploma. Di jenjang SMU dan SMK pun sama saja.


industri garmen banyak menyerap tenaga kerja lulusan SMU dan SMK


Ujian nasional untuk SMU dan sederajat baru saja usai, kesibukan lain sudah menunggu para mantan siswa ini. Untuk siswa yang orang tuanya mampu mereka sibuk mempersiapkan diri untuk ujian masuk ke perguruan tinggi negeri maupun swasta. Bagi yang tidak mampu, inilah awal perjuangan baru. Ribuan lulusan SMU dan sederajat mulai berjuang mencari pekerjaan. Pelajaran-pelajaran disekolah yang mereka pelajari selama bertahun-tahun, tidak menjadikan mereka mudah mencari pekerjaan. Jenis pekerjaan yang mereka lakoni umumnya jauh dari ilmu yang mereka dapat dari bangku sekolah. Lulusan SMU maupun SMK yang konon dipersiapkan untuk siap pakai pun pada kenyataanya sama saja.

Sekolah menengah Kejuruan di bidang ekonomi akhirnya bekerja di perusahaan garmen. Bukan sebagai tenaga pembukuan, administrasi atau staf pemasaran tapi sebagai operator jahit. Banyaknya industry garmen di daerah ku ini membuat lowongan kerja sebagai operator jahit lebih mudah dicari. Alhasil ribuan lulusan SMU ataupun SMK lebih banyak menjadi operator jahit.

Kebutuhan pabrik garmen terhadap operator jahit memang sangat tinggi, terutama menjelang akhir tahun. Disisi lain, banyak sekali lulusan SMU dan SMK yang menganggur. Tanpa kemampuan menjahit, perusahaan pun tidak akan mau menerima mereka. Salah satu syarat untuk bekerja di perusahaan garmen adalah mempunyai kemampuan menjahit dengan mesin jahit garmen.

Untuk menjadi operator jahit tidaklah mudah. Pelajaran menjahit tentu saja tidak ada dalam kurikulum yang di ajarkan di sekolah mereka. Maka tumbuh suburlah jasa-jasa kursus menjahit garmen. Biaya untuk satu kali kursus sebesar Rp.800.000/paket. Lulusan kursus sudah langsung di salurkan ke pabrik-pabrik garmen yang memang banyak bertebaran di sini.

Salah seorang guru yang tinggal tak jauh dari rumahku pernah melontarkan gagasan ke kepala sekolah. Dia ingin agar ada pelajaran khusus menjahit garmen dalam muatan lokal mereka. Tapi gagasan ini di tolak dengan berbagai macam alasan. Sebenarnya sang guru lebih melihat kenyataan yang ada. Kebutuhan tenaga kerja operator jahit lebih tinggi daripada administrasi maupun tenaga pembukuan. Selama ini pun 80 persen lulusan sekolah mereka lebih banyak yang bekerja di industry garmen. Sayang nya gagasan yang baik ini tidak penah di realisasikan.

Konsep link and match pernah di canangkan oleh pemerintah beberapa tahun yang lalu. Namun tampaknya itu hanya sebatas konsep diatas kertas saja. Kenyataan nya ribuan bahkan jutaan pengangguran baru tiap tahun bertambah. Tenaga terdidik ini tidak dapat terserap oleh pasar kerja yang ada. Lowongan kerja banyak namun tenaga kerja siap pakai tidak tersedia. Setidaknya inilah yang terjadi didaerah ku ini.

Kedepan sudah saatnya pemerintah memperhatikan potensi kerja yang ada di tiap daerah. Potensi kerja ini harus dapat di manfaatkan dengan maksimal. Bekali murid-murid SMU dan SMK dengan kemampuan yang sesuai dengan potensi kerja yang ada. Di daerah yang banyak industry garmen nya, tak ada salahnya pemerintah memasukan, muatan lokal nya dalam bidang jahit garmen. Ketika lulus nanti, seandainya mereka tidak melanjutkan ke perguruan tinggi pun mereka sudah punya kemampuan untuk bekerja. Berharap suatu hari nanti, Selesai Ujian Nasional, tidak ada lagi ungkapan “Selamat datang penggangguran Baru”.

Minggu, 17 April 2011


“Menatap wajah purnama yang bulat sempurna sambil memetik dawai gitar yang mulai lapuk dimakan usia. Akankah dirimu pun sedang menatap bulan yang sama. Bulan yang dulu sering kita pandangi bersama, diantara tawa ceria para penjaja. Duduk bersama Diantara undakan tangga, merajut cerita yang rasanya tak pernah berujung. Tentang mimpi-mimpi yang coba kita raih dalam balutan cinta yang menggelora”


Ditengah malam yang mulai membisu, diselingi denting gitar dari jari-jariku yang mengalirkan segenap kenangan tentang dirimu. Lelaki bodoh ini tak juga percaya dengan takdir yang telah di gariskan Ilahi. “Lima belas tahun sudah lebih dari cukup bung. Sampai kapan kau akan tenggelam dalam kenangan, sementara yang sedang kau kenang pun saat ini mungkin sudah tidak mengingat mu lagi”, begitu bisikan hati yang selalu ku dengar.

Bukan Cuma kenangan buruk itu yang menjadi alasan ketakutanku untuk memulai lagi. Aku sudah lelah untuk memulai kembali. Malas melewati fase-fase hubungan, yang sudah pasti di selingi marah, sedih dan bahagia. Bersikap penuh kepalsuan demi untuk kebahagiaan pasangan. Mencoba tersenyum meskipun pahit, tertawa meskipun tidak lucu, setuju meskipun dalam hati menolak. Aku tidak akan melakukan hal-hal bodoh seperti itu lagi. Aku lebih suka tenggelam dalam kesendirian, mencoba menghibur diri mencari pembenaran atas nasib yang telah di gariskan. Berharap dan selalu berharap ada rencana lain dari Nya yang lebih elegan tanpa perlu membodohi diri sendiri dan memalsukan sikap.

Rasanya baru kemarin, ketika mimpi itu kita mulai. Uluran jari kelingking mu saat itu, laksana tali yang kau berikan kepadaku untuk menarik ku masuk kedalam dunia mu.Dunia penuh dengan mimpi-mimpi besar, tentang kejayaan hidup, konsumerisme dan hedonisme. Aku, seorang lelaki introvert yang tidak mempunyai visi yang jelas tentang hidup selain menjalani nya seperti air mengalir. Mendengarkan dengan takjub semua master plan hidup mu. Tentang pilihan hidup. pilihan karir yang akan kau lalui. Road map yang sudah sedemikian detil akan kau jalani. Akupun semakin tertunduk, betapa aku lelaki sederhana yang tidak punya keberanian untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit seperti mu.

Teringat sebait puisi kahlil Gibran yang dulu sering ku baca

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…”

Sesederhana itukah cinta kami, cintaku atau cintamu padaku,……………………… rasanya tidak.


Aku terhenyak ketika kau berkata, “ Bagaimana dengan rencana hidup mu? Dan mungkin juga hidup kita? Aku terdiam sejenak, ingin rasanya berbohong untuk menyamakan diri dengan mimpimu, tapi akhirnya aku berkata, “ aku hanya ingin punya istri anak dan sebuah toko, yang bisa menghidupi kehidupan kami, jawab ku perlahan.

“he he, cita-cita kok sederhana banget sih, buat dong rencana yang lebih besar, punya pabrik atau perusahaan kek, sahut mu sengit. Lalu dengan sangat bersemangat kamu mem “brain wash” ku tentang visi-visi kehidupan. Betapa uang bisa membeli semua yang kita mau, untuk bahagia jadilah orang kaya. Meskipun terasa naïf karena yang kau pacari pun hanya lelaki miskin dengan cita-cita yang sederhana.

Kau tularkan semangat hidupmu, membakar hari-hari ku selanjutnya. Perlahan tapi pasti kau rubah diriku seperti yang kau mau. Merubah penampilan ku yang kucel menjadi kinclong, merubah bauku dari asem menjadi woody & Sparkling, kau menulariku hobi mambaca mu, mencekokiku dengan Sydney Sheldon, Jhon grisham, Tetsuko Kuroyonagi, Clara ng,sampai dengan Mira W. Kutinggalkan Kho Ping Ho, Wiro Sableng, Tintin, Trigan, komik-komik wayang RA.Kosasih dan komik silat karya Djair dan Ganesh Th. Kau juga menulikan telingaku dari Gun N Roses, Metalica, dan Sepultura,kau beri aku David Foster, Mariah Carey, Richard Clayderman dan Jhon Denver. Demi cinta ku pada mu semua itu rela ku lakukan termasuk juga ketika kau meracuniku dengan sambal terasi dan ketimun yang tidak aku suka

Rasanya jauh sekali langkah yang telah aku tempuh untuk menyamakan langkah dengan mu. Bertahun-tahun terkuras tenaga, pikiran dan perasaan untuk mengejar langkah-langkah besar mu. Ketika aku berhasil mensejajarkan langkah ku, kau malah berpaling pergi. Rasa ku terkapar dalam kelelahan yang amat sangat, terlalu malas untuk kembali memulai sebuah hubungan baru, meskipun kesempatan kedua pasti selalu ada untuk orang yang mau berusaha. Berharap jejak mu dalam hatiku segera terhapus, seperti hujan menghapus debu diatas dedaunan. Terima kasih untuk pencerahan yang telah kau berikan, tapi aku sudah benar -benar lelah mengejar mu………..


baca juga :
dendam mbah dirja