Jumat, 21 Januari 2011

Pagi yang cerah, matahari mulai menyapa,mengusir embun yang masih betah bercokol di pucuk-pucuk brokoli, sawi dan selada.. Lembang pagi itu masih diselimuti kabut tipis, angin semilir membawa kesejukan di sepanjang jalan ini. Kuda penarik masih bersemanagt membawa delman yang kami tumpangi menuju keatas. Ini adalah hari ke 4 aku magang di Balai Inseminasi Buatan, Lembang, Bandung. Pasar lembang adalah star awal kami, dari sana sais menunggu penumpang sampai berjumlah 4 orang, baru berangkat keatas. Aku dan temanku Yoga turun di BIB Lembang, waktu masih pagi, belum lagi jam 07.00, tapi suasana mulai ramai, pekerja mulai menyiapkan peralatan.

Baju werpak warna biru mirip dengan baju tahanan, segera ku kenakan. Bau rumput king grass dan kotoran sapi semerbak berbaur menjadi satu. Hangat mentari pagi ini merupakan saat yang tepat untuk mulai menampung sperma. Pagi ini yang beruntung adalah pejantan no.203, bernama badranaya, seekor limousin warna coklat keemasan yang tampak sangat tampan. Tubuh nya tegap, kulit coklat berkilat, mungkin hanya beda-beda tipis dengan Jean claude Vandame di dunia manusia. Bobot tubuhnya mencapai 1100 kg, aslinya berasal dari negara Perancis.

Vagina segera di siapkan, sebuah selongsong dari aluminium yang dilapisi karet dan diberi tekanan udara, dan air hangat di dalamnya sehingga suhunya sama dengan aslinya. Vagina buatan ini di desain sedemikian rupa sehingga mirip dengan kondisi sebenarnya, kenyal,basah dan hangat. Bagian dalamnya di olesi Vaseline supaya licin menyerupai cairan vagina. Saat itu sempat juga terlintas di pikiran tampaknya enak juga bila di coba sendiri. Merasakan sensasi kehangatan yang menggoda di ujung jari kami, aku dan yoga akhirnya hanya tertawa.

Si coklat Limousine di bawa keluar dari kandang, 2 orang dikiri kanannya memegang tambang. Rutinitas yang memang sudah berjalan selama beberapa tahun ini membuat sapi ini sudah paham apa yang akan diperbuat oleh manusia-manusia ini. Libido nya sudah mulai terlihat, penis nya mulai keluar, merah mengkilat penuh dengan lendir. Seekor sapi jantan lain disiapkan sebagai dummy, sapi ini diikat kuat pada tiang penyangga, sehingga tampak bagian pantatnya saja.


Gambar: sapi Brahman sedang di tampung sperma nya

Sumber gambar : kompasiana/dadan wahyudin

Pekerja mulai mendekatkan si coklat dengan dummy, matanya melirik sekejap, kemudian melengos, mungkin agak enggan, pekerja mulai menarik tambangnya, mendekatkannya lagi. Dikali ketiga si coklat mulai mendengus-dengus, matanya berbinar-binar menatap bokong indah di depannya. Akupun bersiap-siap AV (Artificial Vagina) kupegang erat di tangan kiri, deg-degan rasanya memulai pengalaman pertamaku. Tiba-tiba si coklat Badranaya menyentakkan kakinya kedepan, menaiki Dummy didepannya, kutarik pangkal penis yang tampak merah merona itu dengan tangan kanan, dan kumasukan kedalam “vaginaku”, satu hentakan kuat disusun hentakan kedua yang lemah, segera menyudahi libidonya. Ejakulasi dini yang bisa menjadi masalah besar bila dialami manusia, tapi hal yang biasa di dunia persapian. Di alam liar 2 kali hentakan sudah lebih dari cukup memuaskan betina.Lenguhan panjang tanda kepuasan biasanya mengiringi langkah kaki depan nya ketika turun dari bokong dummy.

Cairan berwarna putih kental agak kekuningan dan berbau amis tampak dalam botol penampung di dasar AV. Akupun segera membawanya ke Laboratorium, melepas tabungnya,kemudian meneteskannya sedikit diatas cawan dan melihatnya dibawah mikroskop electron. Tampak bentuk-bentuk seperti kecebong yang bergerak sangat cepat seperti segerombolan ikan teri dilautan, Inilah bibit-bibit para juara yang dihasilkan dari pejantan-pejantan tangguh. Grade A, B dan C harus diberikan untuk menjaga kualitas sperma yang di hasilkan. Kadang ada cacat-cacat genetic seperti kepala atau ekor yang bercabang, gerakannya lambat, jumlahnya sedikit, atau kadang hanya berputar-putar saja.

Minggu kedua, badranaya kembali di keluarkan dari kandang, tubuhnya yang besar tampak agak malas untuk bergerak dipagi yang dingin ini. Susah payah para pekerja mengeluarkannya dari dalam kandang, matanya agak sayu, menatap dummy didepannya. Beberapa kali didekatkan dengan dummy, tapi dia tetap menggolengkan kepala, tidak nampalk lagi agresivitasnya. Dia melenguh panjang, menandai penolaknnya. Pekerja segera menariknya keluar dari arena, lalu membawanya kelapangan untuk dijemur. Hormon testosteron segera disiapkan, kemudian disuntikan ketubuhnya yang besar itu. Badranaya menggeliat sebentar kemudian kembali di jemur.

Setengah jam kemudian,dia sudah kembali di bawa ke arena, wajahnya tampak sumringah, mendengus-dengus dan menyentakan kaki-kakinya. Melirik sejenak kearah dummy, mendengus sebentar dan langsung naik. Luar biasa sekali pengaruh hormon testosteron dan manipulasi perlakuan yang dilakukan manusia terhadap mahluk-mahluk ini. Produksi sperma telah menjadi industry penting dalam mendukung perkembangan peternakan sapi di tanah air kita. Sperma sapi di tampung, diencerkan kemudian di masukan dalam straw-straw kecil, direndam dalam nitogen cair hingga membeku, dan di sebarkan keseluruh Indonesia. Kawin suntik atau Inseminasi Buatan telah terbukti menghemat biaya yang sangat besar dalam pengadaan pejantan. Saat ini peternak tidak perlu memelihara pejantan, betina birahi tinggal hubungi petugas lapangan. Tanda betina berahi sudah dapat diketahui dari vaginanya yang tampak membengkak, berwarna kemerah-merahan dan tampak basah oleh cairan. Petugas lapangan akan menyuntikan sperma yang di masukan dalam Gun Insemination dan cos, dimasukan kedalam vagina, selesai sudah proses kawinnya. Tidak ada kenikmatan sedikitpun yang dirasakan si betina.

Apa yang dialami badranaya dan teman-temannya, kadang membuatku merasa kasihan juga terhadap nasib mereka. Masa-masa muda, dengan libido yang membuncah tapi hanya kenikmatan semu lah yang mereka dapat. Kadang otak merekapun aku pikir sudah kurang waras, karena jangankan melihat bokong betina atau jantan, melihat para pekerja yang sedang nunggging membersihkan rumput pun sudah membuat mereka mendengus-dengus nafsu. Mungkin suatu saat merekapun ingin sekali menikmati aslinya bukan Cuma AV (Artificial Vagina), dalam hati mereka mungkin juga berkata, “AKU BOSAN DI MASTURBASI TERUS MAS!!!”

NB:pernah di muat di Kompasiana
http://unik.kompasiana.com/2011/01/02/aku-bosan-dimasturbasi-terus-mas/
REP | 02 January 2011 | 13:04
1187 21 1 dari 1 Kompasianer menilai Menarik