Sabtu, 11 Juni 2011


Namanya Rahman, orang di kampungku biasa memanggilnya maman oon. Sejak kecil maman memang mengalami keterlambatan perkembangan di bandingkan teman-teman sebaya nya. Secara fisik tidak ada yang cacat, hanya bicaranya saja sedikit gagap dan seringkali tidak nyambung dengan topik pembicaraan. Aktivitas yang disukainya adalah menyapu halaman rumah. Rumah siapa saja dia dengan senang hati akan menyapunya hingga bersih.

Tidak ada yang aneh kecuali bahw tingkat IQ nya yang jongkok alias Oon begitu sebutan disini. Pada umur 14 tahun dia sempat menghilang, terbawa oleh truk yang mengangkut pasir. Tiga tahun kemudian dia baru pulang ke kampung sini, setelah seorang tetanggaku menemukannya secara tidak sengaja. Rahman memang anak yang rajin sehingga untuk makan ada saja orang yang memberi nya. Selama 3 tahun menghilang ini dia ternyata tinggal di pangkalan truk, membantu supir-supir pengangkut pasir.

Sejak kepulangan nya ada sesuatu yang berbeda pada diri si maman ini. Dia senang sekali mendekati orang-orang gila perempuan. Jika dia bertemu dengan orang gila perempuan maka dia akan membawanya ke belakang rumahnya. Dibelakang rumah nya adalah kamar mandi dan kebun bambu yang cukup rimbun. Sebelumnya tidak pernah ada yang peduli dengan aktivitasnya, sampai suatu hari pak RT memergokinya sedang berbuat mesum di belakang rumahnya.


Orang gila wanita itu berusia kurang lebih 30 an tahun dengan rambut kusut dan kotor pakaiannya tampak lusuh dan tidak memakai celana dalam.Maman pun di sidang di halaman rumah pak RT. Wajahnya yang polos hanya senyum-senyum cengegesan, sedangkan orang gila perempuan nya hanya duduk diam saja. Warga bukan nya marah akhirnya malah tertawa melihat kelakuan nya. “Tadi.kamu lagi ngapain, sama dia? Tanya pak RT. Maman cengengesan, “ tadi ma m a en ku ku dddaan”. Jawab nya dengan gagap. Gerrr semua warga tertawa.”ngak boleh, maen kuda-kudaan lagi ya, dosa!! Bentak pak RT. Wajah maman terdiam sejenak, kemudian mengangguk-angguk entah mengerti atau tidak.

Sejak saat itu warga kampungku selalu waspada, kalau lihat maman bawa-bawa orang gila perempuan, langsung di usir, ngak boleh masuk kampung. Maman ternyata tak kekurangan akal, tidak bisa di belakang rumah, sekarang dia pindah ke pinggir sungai. Seorang penjual VCD memergokinya sedang berbuat mesum. Warga pun segera berkerumun menonton adegan ‘Ariel-Luna” jilid dua. Semua terpingkal-pingkal tertawa melihat kelakuan maman dan pasangan nya.

IQ yang rendah ternyata tidak berpengaruh terhadap tingginya libido. Kami semua baru sadar kalau maman yang dulu kecil itu sekarang sudah memasuki masa pubertas. Dia bukan lagi anak kecil yang hanya suka menyapu halaman. Dia juga butuh melampiaskan hasrat biologisnya. Tidak ada rasa malu dalam dirinya ketika akhirnya warga menariknya dari atas tubuh wanita itu. Pak RT pun bingung menanganinya. Orang gila perempuan segera di bawa ke panti social sedangkan si maman, entah bagaimana menyadarkan nya. Konsep dosa, zina, muhrim atau bukan tidak ada di otaknya. Dia hanya tahu ketika libido naik dia harus mencari wanita untuk melampiaskan nya.

Untunglah selama ini dia tidak pernah mengincar anak-anak kecil di kampung ku. Incaran nya hanya orang-orang gila perempuan yang ada di jalanan. Heran nya, semua orang gila yang dia ajak pergi mau saja menuruti kata-katanya. Mungkin Karena “frekuensi” nya sama, obrolan maman dengan orang-orang gila tersebut malah terlihat nyambung. . Meskipun begitu pengawasan melekat tetap diberlakukan kepada maman.Gerak-geriknya sekarang selalu di awasi oleh orang-orang di kampung ku

0 komentar :

Posting Komentar