Sabtu, 11 Juni 2011


Siang yang terik berpadu dengan angin yang sepoi-sepoi menina bobokan ku dalam lamunan. Suara-suara angkot yang lalu lalang tidak dapat membuyarkan lamunanku. Dibangku taman ini sedang kurajut kembali sejuta kenangan indah bersamamu. Kukumpulkan potongan-potongan puzzle kenangan yang pernah kita ukir lima belas tahun yang lalu.

Senin siang sepulang dari Kampus jatinangor,

“ coba kulihat telapak tangan mu”, sambil menarik tangan ku ke tangannya. Aku kemarin baru saja mempelajari cara membaca garis tangan”,ujarnya. Aku hanya tertawa “, Garis tangan kayak aku ini garis tangan orang paling bahagia di dunia”, kataku. Dengan serius dia memperhatikan garis-garis tangan di telapak kiri ku, wajahnya mengernyit, ehhm “ melihat garis tangan kamu, kamu akan jadi orang yang sukses meskipun jalannya berliku, tapi untuk asmara tampaknya kamu kurang beruntung. Akan ada badai besar dalam perkawinan sehingga kamu mungkin baru akan menemukan kebahagiaan pada perkawinan yang kedua ataua ketiga”, mimiknya terlihat sangat serius.

“ ha ha ha bu dukun kamu rubah dong ramalan itu, yang akan menjadi istri pertama dan terakhirku kan kamu. Dia hanya terdiam sambil berusaha mencari garis-garis lain yang mungkin terlewatkan olehnya. Merunut beberpa kali garis-garis tangan yang ada pada tanganku. Dia hanya berucap, “ ini kan hanya ramalan bisa benar atau tidak,semua tergantung Allah SWT. Ada sedikit gurat kecewa pada rona wajah nya, kemudian termenung sesaat entah apa yang dipikirkan.


Jumat Siang setelah Sholat Jumat

Menyeruak diantara kerumunan mahasiswa berbagai jurusan yang baru bubaran sholat Jumat. Cafeteria kampus disamping perpustakaan tampak sudah penuh berjejal, mahaisiswa-mahasiswa yang lapar. Jam makan siang di hari jumat memang selalu seperti ini. Aku bergegas menuju perpustakaan, di deratan kursi-kursi panjang yang ada disana. Seulas senyum sudah kulihat dari jauh, tangan nya melambai kearah ku. Sebungkus gorangan dan teh botol sudah disiapkannya untuk ku, sambil mengunyah gorengan ku bilang, “ kita makan di merdeka aja ya, sambil cari buku di gramed, disini rame banget”.

Gramedia

Warna-warna ceria menyambut kami, “pesta diskon semua buku “, demikan pamflet yang tertempel di pintu masuk. Membaca novel adalah kegemaran kami berdua,Jhon Grisham dan Sydney Sheldon, adalah penulis favorit kami. Di satu sudut mataku tertuju pada satu buku berwarna merah berjudul “fengshui”. Penasaran akupun mulai membaca-baca isinya. Akupun berbisik memanggil namanya, ada banyak hal menarik pada buku ini. Shio Kerbau berbintang pisces digambarkan dengan sangat pas buat diriku demikian pula untuk dirinya, shio tikus berbintang libra.

Ada satu alinea yang masih ku ingat sampai saat ini, orang bershio kerbau pisces sangat cocok dengan Shio tikus Libra, baik sebagai rekan bisnis maupun sebagai pasangan hidup. Tapi di alinea lain ada tulisan, orang bershio kerbau adalah orang yang tabah dan tahan banting, walaupun seringkali dikhianati oleh pasangan hidupnya. Saat itu aku menatap wajahnya, dan berkata,”apakah kamu akan menghianatiku? Dia hanya tertawa tertahan, “ya mungkin saja, kita kan ngak pernah tahu kejadian yang akan datang”, sahutnya sambil tertawa . Dibutuhkan lebih banyak pengorbanan, waktu, uang dan perasaan bagi orang bershio kerbau untuk mendapatkan cinta seorang wanita, demikian kata penutup dari paragraph dibuku itu.

Banyak waktu yang kemudian kami habiska berdua, meretas jalan kebahagiaan menuju perkawinan. Tujuh tahun bukanlah waktu yang sebentar, meskipun pada akhirnya takdir berkata lain. Slalu berharap dan terus berharap ada rencana Tuhan yang lain untuk ku.

Entah kebetulan saja atau memang kehebatan para ahli ramal, banyak hal yang kebetulan terbukti pada akhir nya.

Pohon waru dan deretan pohon flamboyan yang rindang di depan perpustakaan kampus jalan Dipati ukur, Bandung. adalah saksi bisu kisah-kisah cinta yang pernah ada. Disini di kampus ini, kenangan indah itu pernah bersemi. Duduk disini mencoba merasakan suasana beberapa tahun yang lalu, Tapi hanya kekosongan yang ku dapat, pohon yang sama tapi dengan suasana yang tentu jauh bebeda.

Titik air hujan menyadarkanku dari lamunan panjang tentang dirimu. Akan terus kucari dirimu dalam raga yang lain. Terima kasih untuk semua manis dan cinta yang pernah ada meskipun harus pahit di penghujung kisahnya.

0 komentar :

Posting Komentar