Senin, 19 September 2011



Pagi menjelang, matahari mulai bersinar terik. Cahayanya masuk melalui kisi-kisi jendela kamarku. Kulirik jam disudut sana, jam 06.00 tepat, hmm masih pagi untuk ukuran hari Minggu. Hari ini ingin rasanya leyeh-leyeh di rumah tanpa diganggu rutinitas harian. Kalau bukan karena kewajiban menyediakan sarapan buat suamiku enggan rasanya beranjak dari tempat tidur. Bang Jamal suamiku, hari ini masuk kantor karena harus menyelesaikan suatu pekerjaan.
Beringsut kedapur dengan rasa malas, kupanaskan air dan roti. Beberapa menit kemudian sarapan pun sudah siap dimeja. Kudengar suara air dari kamar mandi. “ Bang, sarapannya sudah aku siapkan diatas meja”, teriak ku. Akupun bergegas kembali ke kamar. Suara HP bang jamal terdengar berkali-kali,kulihat di layar,terpampang nama Dini. Teman bang Jamal yang satu ini lumayan ku kenal juga maka kuberanikan diri mengangkat telepon nya.
“Halo, Dini ya, bang jamal nya lagi mandi bentar lagi juga beres”.jawab ku.
“oh iya mbak maaf ganggu, Cuma mau ingetin bang jamal jangan sampai kesiangan, soalnya banyak yang harus di selesaikan, thanks ya, suara manja dari seberang sana menjawab.
Setelah berbasa-basi sejenak, Dini pun menutup teleponnya. Aku masih termangu disini, sambil memegang telepon. Tiba-tiba rasa cemburu begitu membuncah dalam dadaku. Suara manja serak-serak basah Dini memang terdengar sangat seksi. Jauh sekali dengan suaraku yang cempreng menyakitkan telinga.
“Dari siapa Ra”? Suara Bang jamal tiba-tiba mengagetkan ku
“Eh ehh dari Dini, katanya jangan sampai telat”, sahutku dengan gugup.
Tak lama Bang Jamal pun berangkat. Tak lupa dia mengecup keningku, “ pergi dulu ya Ra, serunya datar.
Suara motor Bang Jamal semakin menghilang dari pendengaran. Aku masih termangu-mangu di teras depan rumah.
Dini teman sekantor bang Jamal, Mereka sahabat yang sangat akrab sejak SMA, kemana-mana selalu berdua,sampai sekarang merekapun sekantor. Selain Dini ada juga sahabat karibnya yang lain bernama Mas Jefri, mereka sering kumpul-kumpul.
Kedekatan diantara mereka sering membuatku cemburu. Namun Bang Jamal selalu bisa meyakinkan hatiku bahwa tidak ada apa-apa diantara Dini dan dirinya. Hubungan mereka sudah seperti kakak dan adik. Dini memang wanita yang cantik dan manja.Wanita manapun pasti akan cemburu melihatnya. Sifatnya yang ceria selalu membawa keriangan diantara sahabat-sahabatnya. Persahabatan mereka tampaknya memang benar-benar tulus.
Teringat perjumpaan awalku dengan Bang Jamal
Entah bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan lelaki seperti Bang Jamal. Yang kutahu saat itu aku dikejar deadline oleh ibuku untuk segera menemukan jodohku karena adik ku akan segera menikah. Bang Jamal di kenalkan oleh seorang rekan di kantorku, yang tak lain adalah kakak iparnya. Rekomendasi dari temanku inilah yang akhirnya mempertemukan kami dalam tali pernikahan. Tingkahnya yang klamar-klemer macam perempuan sebenarnya bikin aku ilfil tapi sifatnya yang baik menutupi semua ketidaksempurnaan fisik yang ada padanya.Merasa diri bukan wanita cantik, akupun bisa menerima semua kekurangan yang ada pada dirinya.
Malam pertama kami lalui dengan luar biasa, malam kedua, malam ketiga sampai beberapa bulan kemudian. Bang Jamal tidak pernah lagi menjamahku. Perlahan tapi pasti kehangatan nya mulai berkurang. Di hari-hari berikutnya, selalu begitu, Bang Jamal tidak pernah mengambil inisiatif duluan. Selalu aku yang berperan. Dalam hati akupun sangat kecewa dengan nya namun, aku tetap ikhlas menjalaninya hingga hampir setahun ini.. Hati kecilku sebenarnya agak curiga dengan perangai nya ini. Aku yakin sekali ada hal yang disembunyikan dariku. Naluri seorang isteri pun segera muncul, suamiku tampaknya punya wanita idaman lain.Kadang dalam beberapa kesempatan aku mencoba menanyakan nya. Tapi Dia tidajk pernah memberi jawaban yang pasti. Malah terkesan menghindari topik itu.
Diluar urusan ranjang, kami berdua sebenarnya sangat bahagia menikmati hari-hari. Bang Jamal selalu punya cerita yang menarik untuk diceritakan sepulang kerja ataupun di waktu senggang kami.
Hingga pagi ini, tiba-tiba mataku dikejutkan oleh sesuatu yang menyembul dari keresek hitam yang ada di jaket suamiku. Jaket yang agak basah ini, kemarin di pakainya dan pagi ini aku bermaksud mencucinya. Kutarik bungkusan tersebut. Isinya 5 keping DVD bajakan dengan gambar yang membuat jantungku serasa copot.
“ Astagfirullah, kulihat gambar-gambar yang ada dalam sampul DVD tersebut. Melihatnya membuat perutku seketika mual. Namun rasa penasaran membuatku segera masuk kekamar. Kunyalakan DVD player dan kuputar cakram itu. Apa yang kusaksikan membuatku benar-benar muntah. Gambar yang ditampilkan adalah adegan-adegan percintaan lelaki dewasa. Jika percintaan nya antara lelaki dan wanita mungkin tidak akan membuatku semual ini. Yang kusaksikan adalah adegan-adegan percintaan diantara sesama lelaki. 5 keping CD dengan tema yang sama. Ku bongkar semua koleksi DVD di laci mejanya yang selalu terkunci rapat. Berpuluh-puluh keping film sejenis kutemukan di dalamnya.
Teringat kemudian kejadian-kejadian beberapa bulan ini yang membuatku semakin curiga. Di baju kerja nya kerap aku temukan bulu-bulu pendek dan agak tebal, yang kalau aku perhatikan tampak nya seperti kumis. Tapi suamiku kan tidak berkumis,darimana kumis itu berasal? Bagaimana kumis itu sampai menempel di bajunya? Bukan Cuma sekali ini aku menemukannya. Bau rokok yang menyengat juga kerap tercium dari bajunya padahal dia bukan seorang perokok. Ahh tapi asap rokok kan bisa saja menempel dari orang-orang disekitarnya yang perokok, tapi bagaimana dengan kumis itu?
Tiba-tiba teringat oleh ku wajah macho mas Jeffri dengan postur tubuh ynag tinggi besar dan kumis melintang. Tangan kekar nya yang selalu merangkul Bang Jamal ku ketika mereka berjalan beriringan.
Mendadak mataku berkunang-kunang, Tubuhkupun melunglai……………………………

0 komentar :

Posting Komentar