Rabu, 28 Agustus 2013


1331856400318249711

Bau khas rumah sakit menyambut langkahku. Seorang petugas menunjukan kamarpasien yang ingin ku kunjungi. Dari kaca yang ada didepan pintu bisa kulihat kedalam sana. Seorang wanita tampak sedang berbaring. Sesaat aku ragu untuk masuk kedalam. Kuketuk pintu perlahan. Pintu terbuka, seorang wanita tuamenyambutku dengan seulas senyuman. Kuulurkan tanganku, mencium tangannya penuh haru. Wanita itu memeluk ku, “terima kasih kamu sudah mau datang”, bisiknya lirih.

Wanita itu menuntunku kedalam. Kami berdiri disamping sebuah ranjang yang dipenuhi alat-alat bantu penopang kehidupan. Diatas nya seorang wanita berwajah pucat tampak tertidur. Beberapa bagian tubuhnya dipenuhi oleh selang dan kabel-kabel yang menjaganya supaya tetap hidup. Berjuta perasaan berkecamuk dalam hatiku. Kusentuh tangannya yang sedingin es. Mata nya membuka perlahan, menatapku nanar.
“Mas, mas….kau kah itu mas?” Tersentak kaget diapun berusaha bangun tapi segera kutahan. “ya ini aku neng, kamu tiduran saja, maaf kalau kedatanganku mengagetkanmu!’
“a… aku senang sekali melihatmu mas!”
“bagaimana kabarmu mas”, sahutnya, matanya berkaca-kaca.
hmmm aku menarik nafas panjang, “aku baik-baik saja neng……..”
Aku tak sanggup berkata-kata. Segala rasa berpendaran dalam hatiku. Senang, sendu, haru, pilu, yang kesemuanya membuatku ingin memeluknya erat-erat.
Kedua tangannya mengembang. Diapun ingin memelukku erat, meski selang-selang infus menahannya. Aku menjatuhkan diriku kepadanya. Dadaku bergemuruh hebat, kelebatan masa lalu menyelubungiku.
Kuciumi wajahnya, wajah yang dulu pernah sangat ku kenal.
“Kamu di sini? tau dari siapa? Senyuman kebahagiaan tampak terpancar dari wajahnya.
“lama ngak ketemu ya”
“Iya. berapa tahun ya? Lima belas?”
“tujuh belas tahun!” jawab mu
“Ouw! tujuh belas tahun. Dan kamu masih secantik dulu.” godaku.
“he he gombalmu ngak hilang-hilang toh mas”
“punya anak berapa mas?
Aku terdiam,
“ Maaf ya mas kalau aku lancang menanyakan itu”
Butuh waktu beberapa lama sebelum akau menjawab
“Setelah perceraian kita, aku tidak pernah menikah lagi neng”.
“Kamu tidak menikah lagi? Kenapa? tanyamu heran
“karena cuma kamu satu-satunya wanita dalam hidupku. Seluruh hatiku sudah kuberikan kepadamu”.
Aku tertunduk tak dapat melanjutkan omonganku.
Air mata kembali tumpah membasahi wajahnya. “aku ini wanita kotor mas, tidak pantas kamu menumpahkan segenap cinta kepadaku. Aku menghianatimu, meskipun aku tahu betapa baik nya dirimu.
“entahlah neng, kupikir waktu akan bisa mengobati semua kecewaku. Namun ternyata anggapanku salah. Rasa cinta itu tetap tersimpan dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Berharap dan terus berharap ada jodoh lain yang akan datang mengisi. Namun setelah tahun-tahun berlalu, rasanya sudah terlalu terlambat untuk memulai suatu hubungan baru.
“maafkan aku mas, maafkan aku. Aku menghianatimu, aku lupa diri, jawabmu sambil terisak. Pada akhirnya lelaki bajingan itu juga menghianatiku. Aku terima semua karma dari perbuatanku.. Kanker yang aku derita sudah tidak mungkin lagi diobati. Saat ini adalah penghujung umurku. Aku cuma berharap kamu bisa ada disisi ku, ketika malaikat datang menjemputku. Itu yang selalu kukatakan kepada mama. Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu. Mungkin nanti, dikehidupan yang akan datang.
*********
Dilapangan Gazibu senja mulai rebah di ufuk barat. Sekelompok remaja asik bercengkrama diatas motor. Beberapa lainnya duduk rapat memadu kasih. Disalah satu sudut, aku duduk termangu menatap kearah gedung sate. Menunggu mentari yang segera beranjak pulang. Betapa banyak kenangan pernah kita habiskan disini. Berharap dan selalu berharap kita bisa bersama lagi di kehidupan yang akan datang.

0 komentar :

Posting Komentar