Kamis, 29 Agustus 2013


Hujan belum juga reda, air yang turun seakan dicurahkan dari langit. Suara petir sesekali membelah angkasa yang masih diselimuti awan pekat. Tampaknya langit belum rela membiarkan mentari menyinari bumi. Aku termangu, berteduh dikolong jembatan layang ini. Bersama kawanan pelaju yang setiap hari wara-wiri membelah jalanan. Hari masih pagi, baru saja lima belas menit lewat dari jam tujuh. Di pojok sana sepasang muda-mudi tampak sedang asik mengobrol sambil berpelukan. Beberapa lainnya duduk-duduk diatas motornya sambil mengisap rokok.

Satu yang menarik perhatianku adalah sebuah gerobak milik pemulung disisi sebelah kiriku. Seorang lelaki lusuh sedang bercengkrama dengan seorang anak perempuannya. Anak itu duduk mencangkung diatas gerobak, yang baru berisi beberapa botol bekas air mineral.

“pak besok aku kan ulang tahun”

“oh iya bapak lupa nak, memang kenapa kalau besok ulang tahun?

“bapak mau kasih aku hadiah apa?

Si bapak tampak terdiam, matanya menatap nanar pada rinai hujan yang kembali turun dengan deras.

Mendengar percakapan ini akupun terhenyak, teringat peristiwa masa kecilku. Kehidupan orang tuaku tak jauh beda dengan yang dialami sibapak dan anaknya ini.

                                                                  *********

“makan yang kenyang nak, ini adalah hari spesial kamu”

Di warung tenda sederhana ini, ayah mengajak ku makan besar. Makan dalam arti yang sebenar-benarnya makan. Ada sepiring nasi putih yang hangat, ayam goreng panas, tempe, tahu dan lalapan. Aku makan dengan lahap, seperti orang kesurupan. Ayah menatapku dengan bahagia, matanya berkaca-kaca. Wajahnya menyunggingkan sebuah senyuman.

“ayah ngak makan? tanyaku. Aku baru sadar kalau ayah tidak makan sama sekali

“ayah sudah kenyang nak, biar kamu saja yang makan, ini kan hari ulang tahun kamu”

“tahun depan, kalau aku ulang tahun lagi, aku boleh makan disini lagi ya Yah?

Ayah hanya mengangguk perlahan, entah apa yang dipikirkannya. Setelah aku kenyang makan, ayah membayar makanan sejumlah 15 ribu rupiah. Duit kumal itu adalah uang yang berhasil dikumpulkannya satu harian ini. Buat kami, makan seperti ini adalah sebuah pesta besar yang tidak mungkin setiap hari kami lakukan. Paling sering ayah membawa pulang sisa-sisa nasi dan lauk pauk dalam box-box berwarna putih. Gambar atau logo pada box nya bisa macam-macam, merah, kuning, kadang hijau. Aku tidak terlalu memperhatikan gambar yang ada pada bagian luarnya. Aku lebih tertarik pada isi dalam box itu. Bila sedang beruntung, lauk pauk dan nasinya masih utuh. Itu adalah rezeki terbesar buat kami. Namun lebih sering, hanya ada sisa-sisa nasi dan sisa lauk pauk disana. Sedikit rasa asam sudah biasa buat kami. Cacing-cacing dalam perut orang-orang miskin sudah sangat terbiasa dengan kondisi ini.

Kadang ibu harus mencuci nasi-nasi yang berhasil kami kumpulkan karena sudah tidak bisa dimakan. Dijemur kemudian dimasak lagi. Nasi aking kata orang bilang. Sering aku tak habis pikir bagaimana bisa orang membuang-buang makanan-makanan enak ini. Sisa-sisa makanan ini, buat mereka adalah sampah, buat kami inilah penyambung hidup. Dari makanan-makanan sisa ini kami memperoleh energy untuk beraktivitas sehari-hari.

Aku hanyalah sedikit anak gembel yang beruntung bisa menyelesaikan sekolah hingga tamat SMU. Semua biaya pendidikan ditanggung oleh sebuah yayasan yang bertindajk sebagai orang tua asuh. Saat ini kehidupanku sudah lumayan.

“pak, pakkkk, ……..suara anak kecil tadi membuyarkan lamunanku

“aku minta hadiah boneka ya? Si bapak hanya tersenyum getir.

Aku terenyuh, kuambil selembar uang Rp.50.000 dari dompetku, kuhampiri si bapak tadi.

“maaf pak, ini saya ada sedikit rezeki, tolong belikan apa yang anak bapak tadi minta”

Si bapak tertegun, tangan kanan nya masih memegang uang yang kuberikan.

“te … te terima kasih nak, semoga Allah membalas semua budi baik mu”.

Aku hanya tersenyum, dan segera berlalu. Masih dapat kudengar sayup-sayup rentetetan doa-doa yang di bacakannya. Doaku juga untukmu pak, semoga Allah segera memutus belenggu kemiskinan itu. Pelangi hanya akan muncul setelah hujan. Semoga kebahagiaan yang indah akan datang setelah kesusahan yang kita alami.

0 komentar :

Posting Komentar